iaminkuwait.com, SURABAYA – Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurthy Yudhoyono (AHY) mengungkapkan, ibunya, Hj. Kristen Herrawati alias Ani Yudhoyono berperan dalam mengejar gelar PhD di bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia. Program Pendidikan Berkelanjutan (PSDM).
AHY mampu mempertahankan disertasinya yang bertajuk “Transformasi Kepemimpinan dan Organisasi Sumber Daya Manusia Menuju Indonesia Emas 2045” di hadapan ketua konferensi, lawan dan penguji akademik yang diundang. Dia yakin bisa menjawab semua pertanyaan yang diajukan.
“Alhamdulillah karena saya sudah resmi dinyatakan sarjana dan doktor, ini prestasi akademik tapi bagi saya lebih pribadi karena ini wasiat terakhir mendiang Bu Ani Yudhoyono. Bu Ani Yudhoyono,” kata Pak. AHY dalam sambutannya usai menghadiri acara wisuda Universitas Dr. C Unair, Surabaya, Jawa Timur (Jatim).
2000 Peraih Adhi Makayasa Akmil Award yang pensiun dengan gelar sarjana itu menjelaskan, Ani Yudhoyono berharap anak pertamanya bisa berprestasi secara akademis. Pasalnya, AHY memilih pensiun dini pada jabatan terakhirnya sebagai Komandan Batalyon Infanteri Mekanik 203/Arya Kamuning. AHY memutuskan mundur pada 2016 untuk mengikuti pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2024.
“Saya sering diejek dan dihina karena tidak bisa menyelesaikan pelatihan profesional dan militer saat itu, baru kemarin saya menjadi jenderal, tentara baru, dan sebagainya,” kata AAA.
Menteri ATR/Pimpinan BPN itu mengatakan, ibunya ingin AHY bisa berkontribusi banyak kepada masyarakat. Salah satunya adalah mendapatkan pendidikan tinggi. “Tentunya sebagai orang tua, Ani ingin anaknya memiliki sesuatu yang bisa diberikan kepada masyarakat luas, dalam pengabdian dan perjuangan politik, dan kini di pemerintahan,” kata AAA.
Berdasarkan catatan iaminkuwait.com, saat AHY masuk sebagai calon gubernur (cagub) DKI Jakarta, ia mendapat serangan keras dari Prof Ikrar Nusa, pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Bhakti: “Beliau ingin jadi teladan, apa peran anak kecil yang masih seperti itu, masyarakat Jakarta mempercayai pimpinan Jakarta dengan mereka yang masih berada di posisi atas?” kata Pak Ikar saat kampanye Pilgub DKI pertengahan tahun 2016.
Tak lama kemudian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan suara bulat menunjuknya untuk menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Tunisia. Pada Pemilihan Presiden (Pilpress) 2024, komitmennya ada di kubu Ganjar Pranovo-Mahfoud MD.
Emas Indonesia
Acara wisuda PhD AHY terasa istimewa karena dihadiri oleh ayahnya yang merupakan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kakaknya yang merupakan Wakil Presiden MPR 2024-2029 Edhi Baskoro. Yudhoyono, Ibas, dan istrinya, Annisa Larasati Pohan. Selain itu, turut hadir dalam konferensi pers tersebut Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur sekaligus Presiden Republik Jawa Timur periode 2019-2024 Emil Elistianto Dardak.
Dalam ujian tersebut, di hadapan peserta ujian, Prof. Dr. Mohammad Nasih (presiden konferensi dan rektor Unair), prof. Badri Munir Sukoko Ph.D (promotor), profesor dr. Fendi Suhariadi (penulis bersama), Prof. Joko Santoso, Ph.D., Prof. Bambang Sectiari L, DEA., Prof. Rudi Purvonon, Prof. Dian Agustian, Dr. Coco Srimulyo dan Prof. 2009-2014), AAA mampu mempertahankan argumennya dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan.
Oleh karena itu, AAA dianggap sebagai Ph.D. “Kami umumkan bahwa Agus Harimurti Yudhoyono telah menyelesaikan gelar Ph.D.nya,” ujar Prof.
Baca: Menteri AHY Resmi Terima Gelar Doktor Unair
Dalam pemaparannya, AHY menyampaikan pentingnya kepemimpinan transformasional dan organisasi sumber daya manusia (SDM) sebagai kunci mencapai visi besar Indonesia Emas 2045. yang mampu beradaptasi, memiliki ide-ide inovatif dan mendorong seluruh komponen bangsa untuk bergerak bersama.
AHY menegaskan, perjalanan akademisnya selama menempuh studi doktoral tidak hanya menambah pengetahuannya tentang teori kepemimpinan dan manajemen sumber daya manusia, namun juga memberinya wawasan baru bagaimana konsep-konsep tersebut dapat diterapkan di dunia nyata, baik dalam politik maupun pemerintahan. “Ini sangat penting terutama untuk penerapannya di dunia politik dan pemerintahan,” kata AHY.
Untuk itu, AHY menekankan pentingnya kolaborasi antara dunia akademis dan praktisi pemerintahan. Ia mengatakan, universitas dan pemerintah harus bersatu, dimana akademisi dan politisi bersama-sama menciptakan kekuatan dan gagasan untuk kepentingan bangsa.
Akademisi dan politisi harus bersatu untuk maju, kita tidak bisa berjalan sendiri, kita bisa mencapai tujuan bersama hanya dengan bersatu,” kata AAA.
Selama tiga tahun menjalani studi di Unair, AHY ingin berkontribusi besar kepada pemerintah dalam pentingnya memimpin perubahan dan membimbing manajemen sumber daya manusia untuk memfasilitasi langkah Indonesia menuju Indonesia Emas 2045. Dia sangat menantikan hasilnya. Penelitian dapat menginspirasi pemerintah untuk mengembangkan kebijakan strategis di masa depan.
Pak AHY berkata: “Saya berharap hasil esai ini dapat menginspirasi pemerintah untuk mengambil kebijakan yang lebih relevan yang dapat membantu Indonesia menuju visi besar Indonesia Emas 2045.”
Ia menambahkan, menyebarkan gagasannya ke dalam politik nyata memerlukan pendekatan yang strategis. AHY menilai politik yang efektif harus mampu membangkitkan simpati dan dukungan berbagai elemen masyarakat. Oleh karena itu, mereka secara aktif merespons langkah-langkah yang diambil pemerintah dan dapat melaksanakannya secara efektif.
Penghapusan staf…