iaminkuwait.com, JAKARTA — Gabungan Pengusaha Ritel dan Penyewa Mal Indonesia (Hippindo) dan penyedia teknologi keuangan digital memandang hal serupa terhadap peningkatan perkembangan penggunaan transaksi digital saat ini. Dipicu oleh perubahan perilaku masyarakat yang kini enggan membawa uang dalam jumlah besar.
Sekretaris Jenderal Hippindo Haryanto Pratantara mengatakan perkembangan transaksi digital di Indonesia semakin pesat. Pandemi Covid-19 juga menjadi salah satu faktornya karena pembayaran tidak boleh dilakukan secara tunai.
“Sekarang semua sudah pakai pembayaran digital yang lebih mudah. Apalagi generasi muda. Mereka tidak mau repot bawa uang dan bolak-balik ke ATM,” kata Haryanto saat dikonfirmasi wartawan.
Selain itu, kemunculan Quick Response Code Standar Indonesia (QRIS) juga dinilai dapat memudahkan dan memperluas transaksi digital. Hal ini, menurut Haryanto, merupakan langkah positif karena memberikan pilihan pembayaran digital yang lebih nyaman bagi konsumen.
Menurut data Hippindo, transaksi digital seperti QRIS juga semakin meningkatkan jumlah transaksi antar anggotanya. “QRIS bisa berkontribusi 30-40 persen dari seluruh pembayaran saat ini,” lanjutnya.
Indra, seorang praktisi sekaligus Direktur Utama PT Trans Digital Cemerlang (TDC), perusahaan penyedia layanan teknologi digital, mengutip pernyataan BI bahwa QRIS telah memiliki standar nasional yang ditujukan untuk fitur keamanan internasional.
Artinya dari segi keamanan tentu ada jaminan untuk mencegah terjadinya penipuan. Namun sebagaimana disampaikan BI, semua pengelolaan ini menjadi tanggung jawab bersama, penyedia dan pengguna, kata Indra mengutip keterangan Deputi Gubernur BI Filianingsih. Hendarta pada bulan Juni.
Indra juga memastikan BI bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dan Penyelenggara Jasa Pembayaran (PJP) yang menaungi perusahaannya akan terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada merchant mengenai keamanan transaksi QRIS.
Contoh inovasi perusahaan pada produk Posku Lite untuk pembayaran melalui QRIS pada komunitas UMKM adalah dengan memberikan insentif bantuan literasi keuangan, seminar dan workshop digital marketing, serta insentif kemitraan lainnya.
Beberapa diantaranya telah bermitra dengan komunitas Tamado Group di Sumatera untuk menjangkau UMKM di Pematang Siantar, Kabupaten Samosir, Aceh, Bali dan daerah lainnya. Aplikasi Posku Lite juga ikut memeriahkan kegiatan Pekan Raya Jateng 26-11 Agustus 2024.
“Kami ikut serta dalam Urusan Jawa Tengah untuk mendukung dan memfasilitasi para pengusaha dan UMKM di Provinsi Jawa Tengah untuk memberikan kemudahan dan keleluasaan dalam mendaftar dan melakukan transaksi usaha. Kami juga memberikan edukasi mengenai kurangnya pemahaman tentang kegunaan dan manfaat digital. mesin kasir untuk diberikan lamaran,” kata Indra.
Menurut Indra, masih minimnya pemahaman dan literasi yang ada membuat masyarakat khususnya pengusaha masih takut menggunakan aplikasi digital tersebut. Bahkan, kata dia, aplikasi kasir digital memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah pencatatan transaksi sehingga arus barang atau uang menjadi lebih aman dan terjamin dalam menjalankan bisnis.
“Ketakutan tersebut kami respon dengan menghadirkan program menarik pada pameran Central Java Fair 2024 yang berhasil menarik banyak pengunjung dengan hadiah gratis yang ditawarkan,” jelasnya.
Menurutnya, Posku Lite ingin menghilangkan persepsi bahwa aplikasi kasir sulit digunakan dan harganya terlalu mahal, terutama bagi pengusaha baru. Dalam kesempatan tersebut Indra menyarankan agar perusahaan penyedia bantuan keuangan dan konsultasi digital sudah memiliki ISO 9001:2015 tentang Manajemen Mutu, ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen Anti Korupsi, dan ISO 27001:2022 tentang Sistem Keamanan Informasi.