Perkuat Ketahanan Ekonomi, Semua Pihak Diminta Berkontribusi Stabilkan Rupiah

iaminkuwait.com, Jakarta – R. Haider Alavi, Pendiri Haider Alavi Institute (HAI), mengomentari nilai tukar rupiah yang saat ini melemah dengan cepat. Ia meminta semua pihak turut serta menjaga stabilitas nilai tukar mata uang Garuda terhadap dolar AS.

Haider mengatakan, seiring dengan ketidakpastian kondisi global, pelemahan nilai tukar rupee terhadap dolar AS terus berlanjut sejak awal tahun. Rupee juga sempat mencapai Rp 16.400 per dolar AS pada akhir perdagangan pekan lalu.

Mari kita ikut serta mendukung kebijakan yang diambil pemerintah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupee. Isu-isu yang tidak bertanggung jawab tidak akan memperburuk keadaan, kata Haider Alvi dalam keterangannya, Senin (17/6/2024). jangan merusaknya.”

Dia mengatakan, hal ini karena nilai tukar rupee tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal, namun juga sentimen internal. Sentimen eksternal juga mencakup inflasi AS yang bukannya menunjukkan penurunan malah meningkat menjadi 3,48 persen. Selain itu, bank sentral AS, The Fed, juga tidak menurunkan suku bunga pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini sesuai rencana semula.

Sedangkan sentimen internal berkaitan dengan permasalahan yang sedang melanda negara. Hal ini mungkin menjadi penyebab fluktuasi nilai tukar mata uang. “Misalnya isu-isu positif dalam suatu negara dapat memberikan gambaran yang baik tentang stabilitas dan kompatibilitas. Tentu saja hal ini berdampak pada kepercayaan investor terhadap Tanah Air. Sebaliknya, jika kondisi suatu negara sedang tidak stabil maka investor juga akan berpikir dua kali untuk menanamkan modalnya karena kondisi tersebut dapat mempengaruhi nilai nilai tukar mata uang asing, jelasnya.

Lebih lanjut Haider mengatakan, saat ini pemerintah berupaya meningkatkan kegiatan ekspor-impor untuk mengendalikan laju inflasi dan menjaga keseimbangan neraca perdagangan. Sedangkan Bank Indonesia sebagai bank sentral bekerja sama dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam mengkoordinasikan berbagai sektor makroekonomi.

“Perlu adanya koordinasi yang konstan antara lembaga pemerintah dan lembaga keuangan untuk mengambil kebijakan yang tepat. “Dengan koordinasi yang baik, hal ini akan berdampak baik dalam mengurangi faktor eksternal yang mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat,” tutupnya.

Mengutip Bloomberg, pada penutupan perdagangan Jumat (14/6/2024), rupee melemah 142 poin atau 0,87 persen ke Rp 16.412 per dolar AS. Tren pelemahan nilai tukar rupiah diperkirakan akan mendorong Bank Indonesia menaikkan suku bunga atau BI rate pada bulan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *