Pernah Dibui Akibat Edit Gen Bayi, Ilmuwan China Kini Cari Obat Penyakit Genetik Langka

Radar Sumut, JAKARTA — Ilmuwan China He Jiankui terbelit hukum terkait rehabilitasi bayi. Setelah dipenjara hingga tahun 2022, Jiankui kembali ke laboratorium karena alasan yang bagus.

Jiankui mengumumkan bahwa dia melanjutkan penelitiannya tentang penyuntingan gen manusia. Bedanya, penelitian Jiankui saat ini terfokus pada pengobatan penyakit langka seperti distrofi otot Duchenne dan penyakit Alzheimer familial.

“Kami (Jiankui dan timnya) akan menggunakan bagian tubuh manusia yang dibuang dan mengikuti peraturan lokal dan nasional,” kata Jiankui, seperti dikutip dari laman Metro, Senin (4/1/2024).

Pada tahun 2018, Jiankui mengumumkan kelahiran bayi modifikasi pertama di dunia. Media Tiongkok melaporkan bahwa Jiankui mulai mengedit embrio selama fertilisasi in vitro untuk delapan pasangan.

Salah satu pasangan ini adalah HIV positif. Jiankui kemudian memodifikasi gen tersebut menggunakan alat yang dikenal sebagai Crispr-Cas9 untuk mencegah penyebaran virus.

Namun beberapa ahli mengatakan hal ini dapat menciptakan permintaan akan “bayi yang dicat.” Crispr-Cas9 adalah alat pengeditan DNA yang presisi di mana para ilmuwan mencari enzim yang memotong DNA dan sinyal kecil yang memberi tahu enzim tersebut di mana harus memotong.

Para ilmuwan dapat memodifikasi penanda dan memotong untai dengan menargetkan wilayah tertentu pada DNA. Itu juga dapat digunakan untuk membunuh atau membunuh organisme. Pada konferensi internasional tentang genetika, Jiankui mengumumkan bahwa dia telah memodifikasi gadis kembar secara genetik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *