iaminkuwait.com, JAKARTA – Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) dan Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) menyelenggarakan Hari Sosialisme Nasional Kebaya di Auditorium Fakultas Ilmu Pendidikan pada Rabu (17/07/2024). Sosialisasi ini dilakukan dalam rangka memperingati Hari Kebaya Nasional yang ditetapkan Pemerintah pada tanggal 24 Juli. Ketentuan tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden (Keppres) nomor 19 tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional.
Dalam sambutannya, Rektor UMJ Profesor Ma’mun Murod, M.Si.
Begitu pula dengan Muhammadiyah, selama budaya tersebut sejalan dengan nilai-nilai moral masyarakat dan nilai-nilai agama yang dipahami secara inklusif dalam konteks negara Indonesia, maka peringatan ini merupakan hal yang positif, jelasnya dalam keterangan tertulis. . laporan
Menurut Ma’mun, kegiatan ini bisa dilakukan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) lainnya. Alasannya, Aisyiyah merupakan salah satu pendiri KOWANI dan para anggota Persatuan Muhammadiyah-Aisyiyah perlu mengetahui lebih jauh tentang KOWANI. Tersebarnya PTMA di seluruh Indonesia semakin memperjelas posisi Muhammadiyah dalam konteks nasional. Dalam hal ini tentang mencerdaskan kehidupan bernegara selaras dengan apa yang dilakukan Ahmad Dahlan dengan semangat Al-Ma’unnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Hari Peringatan Kebaya Nasional 2024, Prof. Masyitoh Chusnan, Bpk. Ag.
“Saya berharap para pelajar yang hadir hari ini semakin mengenal kebaya dan senang melestarikannya,” kata Masyitoh.
Peringatan Hari Kebaya Nasional Tahun 2024 akan berlangsung di Istora Senayan pada Rabu, 24 Juli 2024. Acara yang rencananya mengusung tema “Lestarikan Budaya dengan Mengenakan Baya Bangga” ini dihadiri 7.000 orang yang mengenakan kebaya.
KOWANI Presiden 2019-2024 Dr. Ir. menjelaskan sejarah KOWANI dan rangkaian kegiatan menjelang Hari Kebaya Nasional. Acara ikonik tersebut diselenggarakan untuk menampilkan dan menghidupkan kembali kebaya sebagai bagian dari sejarah perjuangan perempuan Indonesia.
Selain itu juga meningkatkan wujud rasa cinta dan bangga terhadap jati diri bangsa dan tanah air. “Kebaya merupakan penyaring budaya asing yang dapat digunakan oleh generasi sekarang dan masa depan,” kata Giwo.
Hari Kebaya Nasional juga merupakan salah satu cara untuk melestarikan warisan budaya. Hal ini dapat dilakukan dengan menjadikan kebaya sebagai wadah yang kreatif tanpa menghilangkan nilai kenormalan kebaya yang mempunyai nilai ekonomi untuk memajukan perekonomian negara.
“Kebaya ini juga dilestarikan di kampus karena kampus akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkarakter pendidikan,” kata Giwo. Terakhir, ia berpesan kepada peserta khususnya kaum hawa untuk mengenakan kebaya yang dapat dikenakan dalam berbagai acara.
Pada Hari Sosial Kebaya Nasional tersebut, Wakil Rektor IV UMJ Dr. Septa Candra, SH., MH., dari jajaran Pengurus KOWANI dan di hadapan civitas akademika UMJ, serta mahasiswa PMM Angkatan 4. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan doorprize.
KOWANI adalah federasi 104 organisasi perempuan tingkat nasional, federasi tertua dan terbesar di Indonesia, yang didirikan pada tanggal 22 Desember 1928 oleh Kongres Perempuan Indonesia Pertama di Yogyakarta.
Di usianya yang ke 68 tahun, Universitas Muhammadiyah Jakarta mendapat akreditasi utama dari Dewan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi pada 5 Maret 2024. Tahun ini, UMJ, kampus tertua di antara 163 PTMA, memiliki 16 program studi dengan akreditasi lebih tinggi, 2 dengan kredit A dan jumlah guru besar bergelar doktor sebanyak 238 orang dan yang sedang menempuh studi hingga jenjang doktor sebanyak 92 orang.
Dengan akreditasi yang lebih baik, UMJ sebagai perguruan tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) tertua, dapat meningkatkan profesionalisme dan produktivitas serta memperkuat budaya keilmuan progresif yang berlandaskan Al Islam Kemuhammadiyahan. UMJ telah melahirkan sebanyak 51.093 alumni yang tersebar dan aktif di berbagai bidang serta telah berkontribusi terhadap kemajuan bangsa dan negara Indonesia.