iaminkuwait.com, NEVADA — Ada hubungan antara kesehatan anak-anak dan perubahan iklim, kata dokter anak Amerika Debra Hendrickson. Hendrickson merawat seorang anak yang menderita menghirup asap akibat kebakaran hutan di California pada musim panas 2018.
Ayah anak laki-laki itu bertanya apa yang terjadi. Hendrickson mengatakan penyakit yang diderita anak laki-laki tersebut disebabkan oleh perubahan iklim.
Respon orang tua tersebut tidak memancing reaksi negatif. Keluarga pasien tidak meminta dokter baru. Hendrickson berpendapat masyarakat tidak menyangkal hubungan antara perubahan iklim dan kesehatan anak-anak mereka.
“Mereka mungkin punya interpretasi berbeda terhadap apa yang terjadi, tapi mereka memahami apa yang terjadi, itu terjadi di sana,” kata Hendrickson seperti dikutip Bloomberg Senin (9/9/2024).
Enam tahun setelah peristiwa tahun 2018, ia menerbitkan buku The Air We Breathe: A Pediatrician on the Front Lines of Climate Change. Ia membahas mengapa perubahan iklim membuat anak-anak sakit dan terkadang membunuh mereka.
“Saya menulis ini agar orang tua dapat merasakan urgensi momen kami,” kata Hendrickson.
Dalam wawancara dengan Bloomberg, Hendrickson mengatakan terdapat bukti bahwa suhu tinggi mempengaruhi masalah perilaku dan kemampuan belajar anak di kelas. Zona beriklim sedang seperti Seattle dan Reno tidak pernah membutuhkan AC sebelumnya. Sekarang keberadaan AC di dalam kelas mempengaruhi siswa dan siswa.
“Asap di wilayah Barat merupakan risiko besar sepanjang tahun ini; kita biasanya mengalami musim panas yang panas dan kering, dan kebakaran lebih sering terjadi pada akhir musim panas atau awal musim gugur,” katanya.
Ia mengatakan, polutan utama dari asap adalah polusi partikel. Partikel-partikel ini sering kali terikat pada logam berat dan bahan kimia beracun yang membahayakan paru-paru anak-anak dan organ lainnya, kata Hendrickson. Dia mengatakan, lebih banyak anak yang perlu dirawat di rumah sakit karena kebakaran hutan menimbulkan asap.
“Namun seiring berjalannya waktu, hal ini juga berdampak pada anak-anak karena paru-paru dan otaknya masih tumbuh dan berkembang. Kita tahu bahwa anak-anak yang tumbuh di daerah dengan polusi tinggi dengan polusi partikel tinggi memiliki paru-paru yang lebih keras dan mengalami dwarfisme,” ujarnya.
Hendrickson menambahkan, partikel tersebut tidak tertinggal di paru-paru bayi. Namun, penyakit ini menyerang aliran darah dan mempengaruhi setiap organ dalam tubuh. Fisiologi anak-anak sangat berbeda dengan orang dewasa, kata Hendrickson, karena orang dewasa tidak dapat memutuskan berapa banyak cairan yang mereka butuhkan. Anak-anak juga bergantung pada orang dewasa ketika mereka menunjukkan tanda-tanda kepanasan atau penyakit panas.
“Alasan lain mengapa anak-anak lebih rentan terhadap lingkungan secara umum adalah karena mereka masih dalam masa pertumbuhan dan pertumbuhan,” kata Hendrickson.
Hendrickson juga mengatakan perubahan iklim berdampak pada kesehatan mental anak, seperti kecemasan.