iaminkuwait.com, JAKARTA – Setelah bertahun-tahun tertunda dan dikenakan biaya tambahan, kapsul awak Starliner Boeing akan melakukan penerbangan pertamanya minggu depan. Boeing, yang bersama SpaceX dipilih oleh NASA 10 tahun lalu untuk mengembangkan satelit komersial, berharap dapat mengakhiri ketergantungan NASA pada Rusia untuk penerbangan luar angkasa berawak.
Ini merupakan langkah penting dalam program pengembangan satelit yang diperkirakan menelan biaya sekitar US$1,5 miliar (sekitar Rs 23,9 triliun). Peluncuran ini akan menggunakan roket ULA Atlas V untuk membawa Starliner ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Starliner akan diluncurkan pada 6 Mei 2024, dari Launch Complex-41 di Pangkalan Angkatan Udara Cape Canaveral. Kapsul tersebut akan membawa dua astronot NASA, Butch Wilmore sebagai komandan misi dan Suni Williams sebagai pilot.
Meskipun ini adalah penerbangan penumpang pertama Starliner, ini bukanlah tes pertama. Dalam uji penerbangan orbital keduanya pada tahun 2022, Starliner berhasil menunjukkan kemampuannya mencapai, berlabuh, dan terpisah dari ISS. Namun pada upaya sebelumnya pada tahun 2019, Starliner gagal mencapai ISS karena masalah perangkat lunak.
Selama bertahun-tahun pengembangan, Boeing menghadapi banyak masalah, termasuk kebocoran bahan bakar, korosi pada sistem propulsi, dan masalah pada sistem penyebaran parasut. Namun pihak perusahaan menegaskan bahwa Starliner telah mengalami perombakan total dan siap mendukung para astronot.
Setelah diluncurkan, Starliner akan mencapai ISS dalam waktu sekitar 24 jam. Para astronot akan menghabiskan sekitar satu minggu bekerja dengan kru Ekspedisi 71 yang ada sebelum kembali ke Bumi.
Jika peluncuran 6 Mei 2024 tidak berhasil, Starliner memiliki beberapa opsi cadangan pada 7, 10, dan 11 Mei. Setelah uji terbang selesai, NASA akan memulai proses sertifikasi untuk menggunakan Starliner untuk misi masa depan ke ISS, dengan penyebaran Target awal adalah tahun 2025.