iaminkuwait.com, SEMARANG – Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengingatkan agar pemerintahan baru tidak mudah mengubah kurikulum sekolah yang ada.
“Kita selalu temukan ada kurikulum baru di setiap akhir shift. Nanti akan dievaluasi oleh kabinet baru,” kata Ketua Umum PB PGRI, Guru Besar di Semarang, Minggu (28 April 2024).
Hal tersebut disampaikannya saat membuka acara konferensi kerja Pgri Provinsi Jawa Tengah periode Bhakti ke-22 yang dilaksanakan di Aula Universitas Pgri Semarang.
Menurut Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu, perubahan kurikulum sebenarnya tidak terlalu penting.
“Jadi dalam konteks kita, perubahan itu tidak begitu penting. Yang penting bagaimana kurikulum bisa merangsang guru dan siswa untuk melakukan pembaharuan,” ujarnya didampingi Ketua PGR Jateng, Dr.
Lebih lanjut, kata dia, perubahan kurikulum harus dilakukan berdasarkan kajian yang benar-benar sehat.
Terkait pemerintahan baru, Unifa juga berharap Mendikbud menjadi sosok yang mencintai dunia pendidikan dan guru.
Ia mengatakan, PGRI juga berupaya memberikan masukan kepada pemerintahan baru mengenai kriteria menteri pendidikan yang ideal.
“Kami juga berbicara tentang memberikan komentar tertulis. Ini yang akan dilakukan oleh Lembaga Penelitian PGRI,” kata Unifah.
Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan pasangan presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih pada Pilpres 2024.
Penetapan tersebut tertuang dalam Protokol Nomor 252/PL.01.9-BA/05/2024 tentang Penetapan Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih pada Pemilihan Umum Tahun 2024.
Masa jabatan Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden KH Maruf Amin akan berakhir pada 20 Oktober 2024. Jabatan tersebut dijabat selama dua periode oleh Jokowi, yang pertama bersama dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla.