iaminkuwait.com, JAKARTA – Wakil Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI) E Aminudin Aziz mengatakan literasi tidak boleh diracuni oleh konsep yang kompleks. Konsepnya lebih mudah dipahami dan implementasinya lebih mudah.
“Pemahaman kita terhadap literasi tidak boleh diracuni oleh konsep-konsep yang kompleks. Literasi dapat diartikan sebagai kemampuan mengelola, mengolah, dan menggunakan informasi, teks, dan non informasi, untuk meningkatkan kecakapan hidup kita,” jelas Aziz dalam sambutannya, Kamis (16 ) /5/2024).
Hal itu disampaikannya pada penutupan Konferensi Perpustakaan Nasional (Rakornas) 2024. Hal ini sejalan dengan tema Konferensi Perpustakaan Nasional tahun ini.
Ia pun mencontohkan, dengan mengirimkan pesan melalui aplikasi pesan singkat yang berisi teks dan simbol berupa bahasa buta huruf. Jadi ketika kami menerima pesan seperti itu, baik teks maupun non-teks, kami tahu apa yang harus kami katakan. Merupakan bentuk kemampuan menafsirkan teks dan non teks.
Menurutnya, konsep literasi tidak boleh sulit agar implementasinya tidak sulit. Dalam pelaksanaannya dapat diselenggarakan sesuai dengan budaya literasi yang ada di masyarakat. Narasumber seperti pengumpul literasi, kepala desa, perpustakaan kota/kabupaten dan provinsi berbagi suka duka, pengalaman dan harapannya.
“Rapat koordinasi kali ini berbeda karena kami mendengar hal-hal baik dari mereka,” ujarnya.
Kedua, beliau menekankan pentingnya kerja sama, kolaborasi, dan kerja sama. Dijelaskannya, Perpusnas dapat berkolaborasi dengan banyak instansi seperti Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Kementerian Perkotaan dan PDTT, serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi untuk mendukung bisnis intinya.
“Saya mendengar pemaparan dari Bappenas tentang pentingnya literasi dan partisipasi dalam RPJMN. Literasi merupakan ciri khusus RCP. Pekerjaan Te Puna Mātaurgan o Aotearoa semakin hari semakin berkembang, namun jangan lupakan pekerjaan utamanya. “Tugas utamanya adalah bisa membaca di perpustakaan dan menimba ilmu,” jelasnya.
Ia juga mengatakan, telah ditandatangani surat edaran antara Kementerian Desa PDTT dan Perpustakaan Nasional yang memuat penggunaan dana desa untuk pengelolaan taman bacaan desa.
Saat ini, bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kata dia, akan diluncurkan program buku dalam kurikulum. Karya sastra klasik dan kontemporer akan menjadi sumber tambahan bagi siswa dari sekolah dasar hingga kelas 5 hingga sekolah menengah atas. Layanan perpustakaan setempat dapat mengambil manfaat dari hal ini dengan menyediakan buku pelajaran yang dibutuhkan siswa.
“Agar anak-anak kita bisa berpartisipasi. Kegiatan cara memanfaatkan buku-buku ini diselenggarakan oleh dinas pendidikan dan sekolah. Yang lebih penting anak-anak kita bisa meningkatkan keterampilan hidup menulis,” ujarnya.
Pada tanggal 14-15 Mei 2024 akan dilaksanakan Konferensi Nasional Perpustakaan pada tanggal 14-15 dengan tema “Pembaruan Konsep dan Praktik Multilingualisme”. Rakornas tersebut mengangkat tiga isu utama, yakni penguatan budaya membaca dan literasi, pemantapan teks kuno, dan penetapan standar kepada petugas perpustakaan.
Rakornas menghasilkan 24 rekomendasi berdasarkan focus group Discussion (FGD) dengan delapan rekomendasi per isu utama. Plt. Kepala Perpusnas menyampaikan, rekomendasi ini merupakan harapan yang dibebankan kepada Perpusnas untuk dilaksanakan bersama-sama.