Produksi Hyundai Kona Electrik 50 Ribu Unit Per Tahun, Luhut: Bisa Kurangi Emisi CO2

iaminkuwait.com, KARAWANG — Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan peresmian ekosistem baterai dan kendaraan listrik Korea Selatan di Indonesia dalam banyak hal merupakan tonggak sejarah yang positif. Hal ini merupakan hasil inovasi, pemanfaatan lingkungan secara rasional, penciptaan lapangan kerja dan stimulasi pertumbuhan ekonomi.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menjelaskan biaya Green Power Project PT Hyundai LG Industry (HLI) di Karawang New Industrial City (KNIC) sekitar Rp 160 triliun. Indonesia bisa menjadi pemimpin di Asia Tenggara dalam ekosistem ini.

Pada saat yang sama, kata Luhut, negara sedang mewujudkan masa depan energi bersih dan transportasi berkelanjutan. Perlu diketahui, PT HLI merupakan perusahaan patungan antara Hyundai Motor Company dan LG Energy Solution.

“Membangun ekosistem industri baterai litium dan kendaraan listrik tidak hanya akan memposisikan Indonesia sebagai pemimpin di kawasan ini, tetapi juga menunjukkan komitmen kami untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan kualitas udara, dan meningkatkan taraf hidup warga negara kami,” kata pejabat tersebut. yang lahir pada 28 September 1947 di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024).

Luhut menjelaskan Indonesia akan memproduksi 600.000 kendaraan listrik (EV) pada tahun 2030. Oleh karena itu, produksi sekitar 50.000 kendaraan Hyundai Kona Electric per tahun akan membantu mewujudkan tujuan tersebut. Proses produksi mengalami peningkatan yang signifikan.

Dampaknya tidak hanya pada skala ekonomi, namun juga pada skala lingkungan. Sejalan dengan misi mengurangi emisi gas rumah kaca.

“Diperkirakan produksi ini akan mengurangi emisi CO2 kurang lebih 160 ribu ton per tahun, serta mengurangi impor bahan bakar sebesar 45 juta liter per tahun, dan menghemat subsidi bahan bakar sebesar Rp 131 miliar per tahun, dan akan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah emisi CO2. . kendaraan. beredar,” kata Lugut.

Kemudian baterai LG juga diproduksi di dalam negeri. Baterai di Kona Electric. Hal ini dijelaskannya dengan meningkatkan nilai TKDN KBLBB yang tadinya 40 persen menjadi 80 persen. Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, hal ini merupakan langkah awal untuk merangsang nilai tambah industri dalam negeri.

Luhut mengatakan, permintaan global terhadap kendaraan listrik kini tumbuh pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Baterai litium adalah inti dari transformasi ini. Sesuatu untuk digunakan.

“Dengan menggunakan sumber daya alam yang dimiliki serta berinvestasi pada teknologi terkini, Indonesia siap menjadi pemain kunci dalam rantai pasokan kendaraan listrik global dari awal hingga akhir,” kata purnawirawan jenderal TNI itu.

Sekarang sudah terintegrasi. Ada pabrik baterai dan pabrik kendaraan listrik. Menurut Lugut, hal tersebut tidak hanya akan meningkatkan perekonomian nasional. Sekaligus menciptakan ribuan lapangan kerja, mendorong inovasi dan mengembangkan keterampilan tenaga kerja.

Peresmian hari ini merupakan upaya bersama antara pemerintah, swasta dan mitra internasional asal Korea Selatan yaitu Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution. Ia memuji komitmen dan kontribusi Hyundai Group Indonesia. 

“Saya masih ingat Pak Presiden. Saat pandemi Covid-19, teman kita Ketua Chung menyerahkan jalur produksi oksigen. Saya pikir itu mungkin menyelamatkan ribuan nyawa di Indonesia. Jadi ini bukan hanya tentang membangun ekosistem transportasi ini, tapi saya pikir Ini juga masalah kemanusiaan: “Hyundai Group sudah memenuhi kewajibannya di Indonesia,” kata Luhut.

Executive Chairman Hyundai Motor Group Yuisun Chung menyinggung kesamaan visi masa depan industri otomotif Indonesia dengan Hyundai. Seluruh pihak yang terlibat berkomitmen untuk mewujudkan visi tersebut.

Selesainya pabrik sel baterai di Indonesia merupakan suatu kebanggaan bagi semua orang. Menurutnya, hal ini merupakan bukti kemajuan yang dicapai oleh kerja sama ini. Ia menekankan, yang terpenting, Hyundai Motor Group dan Indonesia sedang membangun masa depan ekosistem kendaraan listrik tidak hanya di Asia, tetapi di seluruh dunia.

“Badan Energi Internasional memperkirakan bahwa pada tahun 2035, lebih dari separuh penjualan mobil global akan terdiri dari kendaraan listrik. Kini, Indonesia menjadi pusat dari masa depan ini lebih dari sebelumnya. Hyundai menjamin bahwa revitalisasi industri kendaraan listrik di Indonesia akan memberikan manfaat bagi kendaraan listrik. peluang ekonomi baru untuk seluruh Asia Tenggara,” kata Chung.

Frederick Bata

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *