RAPBN 2025 Akomodir Pemerintahan Prabowo, CELIOS: Sulit Capai Pertumbuhan 8 Persen

iaminkuwait.com, JAKARTA – Ekonom Pusat Kajian Ekonomi dan Hukum (Celios) Nailul Huda mengatakan penyusunan RAPBN 2025 ada kaitannya dengan pemerintahan Prabowo Subianto. Hal ini terlihat dari beberapa program Prabowo yang masuk dalam RAPBN 2025.

“Secara keseluruhan RAPBN 2025 disusun untuk mengakomodir program-program pemerintahan terpilih berikutnya, seperti program makan gratis bergizi dan ketahanan pangan,” kata Huda saat dihubungi Republik di Jakarta, Jumat (16/08/2024).

Hooda mengatakan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen sangat kecil. Hooda mengatakan hal tersebut sejalan dengan potensi melesetnya target pertumbuhan ekonomi 2024.

Huda mengatakan pertumbuhan ekonomi hanya dicapai satu kali, yaitu pada tahun 2022, pada masa pemerintahan Jokowi. Bahkan dengan target pertumbuhan ekonomi tujuh persen, yang tercapai hanya lima persen.

Sulit bagi Prabowo untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi hingga delapan persen, kata Huda.

Huda menegaskan, dana pendidikan diciptakan sesuai dengan belanja wajib sebesar 20 persen belanja negara. Kebutuhan belanja pendidikan justru meningkat dengan masuknya program makan bergizi gratis yang anggarannya mencapai Rp 71 triliun.

“Jumlah ini sudah mencapai 10 persen belanja pendidikan. Belum lagi pemerintah sedang fokus memperbaiki gedung sekolah yang rusak, seharusnya ini membutuhkan dana lebih,” lanjut Hooda.

Huda mengatakan berkurangnya biaya infrastruktur, meski mendapat pendanaan dari IKN, membuat proyek infrastruktur pemerintahan Jokowi menjadi lebih efisien. Hal ini sejalan dengan komitmen Prabowo yang menggunakan APBN untuk fokus pada pembangunan pangan dan sumber daya manusia (SDM).

Huda menyayangkan dalam pidato Presiden mengenai RAPBN 2025 tidak ada pengumuman mengenai anggaran subsidi baik BBM maupun listrik, salah satunya pemberian subsidi.

“Ada kemungkinan subsidi BBM dikurangi,” lanjutnya.

Huda memperkirakan penerimaan pajak hanya akan tumbuh sebesar natural growth, yakni pertumbuhan ekonomi ditambah inflasi (7,8 persen). Artinya, hal ini tidak memerlukan upaya pajak yang lebih besar kecuali target tahun ini tercapai, yang berarti pertumbuhan penerimaan pajak bisa lebih dari 7,8 persen.

Hooda melanjutkan, defisit anggaran terhadap PDB meningkat dari 2,29 persen menjadi 2,53 persen, menandakan pemerintahan baru memiliki lebih banyak ruang untuk menambah utang pada anggaran tahun depan. Hal ini harus disikapi secara hati-hati agar rasio utang terhadap PDB tidak meningkat.

“Saya berharap RAPBN dibahas secara transparan tanpa menyembunyikan apa pun. Kesejahteraan guru merupakan hal yang perlu dilakukan selain pembenahan fisik sekolah dan pemberian gizi kepada siswa,” kata Hooda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *