Rekrutmen Syaratkan IPK 3,5, KAI Kekurangan Tenaga Ahli Bidang Perkeretaapian

Radar Sumut, JAKARTA – Penghentian program pengelolaan pelatihan PT Kereta Api Indonesia (Persero) diumumkan di media sosial karena mensyaratkan nilai rata-rata kumulatif (IPK) kumulatif minimal 3,5 dan nilai TOEFL tertinggi. 500.

Sekretaris Perusahaan KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji, EVP, mengatakan rekrutmen Management Trainee PT KAI tahun 2024 ini bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia di industri perkeretaapian.

“Kebutuhan kita adalah merancang pemimpin masa depan di bidang perkeretaapian, khususnya operator perkeretaapian. Karena kita kekurangan tenaga ahli profesional dalam bidang operator perkeretaapian, maka dibandingkan negara lain seperti China dan Jepang, mereka memiliki banyak ahli, dan jumlah kita sangat sedikit. kata Agus saat memberikan sambutan kepada wartawan di Jakarta, Senin (22/2024).

Agus meyakini keikutsertaan PT KAI dalam Program Management Trainee akan menghasilkan tenaga ahli di industri perkeretaapian. Karena saat ini perkembangan angkutan kereta api terus berlanjut.

“Saat ini tidak ada cukup orang-orang berbakat,” katanya. Mengapa? “Dulu, kami para pengemudi menganggapnya sebagai pekerjaan dan pemeliharaan, namun sekarang ini merupakan perkembangan yang luar biasa, ada fokus nyata pada jalan raya.”

Menurut Agus, ke depan KAI akan memahami kebutuhan zaman yang semakin berkembang mulai dari manajemen hingga teknologi. Selain itu, dengan hadirnya Indonesia Express, KAI berharap posisi ini dapat membantu sumber daya manusia dalam mempelajari teknologi baru dan manajemen internasional.

Selain itu, persyaratan IPK minimum pada skala 4 poin menyesuaikan dengan kelompok pendaftaran awal KAI. Sebelumnya, 40% pelamar PT KAI memiliki IPK 3,5.

“Data historis kami pelamar KAI adalah IPK 3,5 selama dua tahun terakhir,” ujarnya. Artinya, apa yang kami persiapkan untuk para pengemudi pelajar selalu relevan.’

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *