Republik Jakarta — Nilai tukar Rupiah berfluktuasi, menjauhi angka sebelumnya Rp 16.000 per dolar AS.
Melansir Bloomberg, hingga penutupan perdagangan Jumat (8 September 2024), rupiah melemah 31 poin (0,19%) menjadi Rp 15.924,5 terhadap dolar. Pada awal perdagangan, rupee diperdagangkan pada Rp 15.893,5 per dolar.
Ibrahim Asuibi, Direktur Laba Foresindo Futures, mengatakan rupee melemah hari ini karena dolar menguat menyusul data pasar tenaga kerja AS yang positif.
“Data baru pasar tenaga kerja AS menunjukkan tunjangan pengangguran turun lebih dari perkiraan pada minggu lalu, menghilangkan kekhawatiran akan terjadinya resesi,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Jumat (8 September 2024).
Klaim pengangguran baru untuk pekan yang berakhir 3 Maret turun ke angka penyesuaian musiman sebesar 233.000, menurut data Departemen Tenaga Kerja pada hari Kamis, meningkatkan kekhawatiran bahwa pasar tenaga kerja terlalu kewalahan.
Ibrahim mengatakan investor kini akan fokus pada laporan inflasi harga konsumen AS bulan Juli yang akan dirilis minggu depan. Juga termasuk pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada Simposium Kebijakan Ekonomi Jackson Hole yang akan diadakan oleh bank sentral pada tanggal 22 hingga 24 Agustus 2024.
Di sisi lain, penilaian Dana Moneter Internasional (IMF) terhadap pertumbuhan ekonomi masih berdasarkan sentimen domestik sehingga menyebabkan nilai tukar rupee berfluktuasi.
“IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap kuat meskipun terjadi guncangan eksternal, seperti inflasi yang tetap berada dalam kisaran sasaran dan stabilisasi sektor keuangan,” ujarnya.
Bapak Ibrahim mengatakan membaiknya perekonomian Indonesia disebabkan oleh kerangka kebijakan Indonesia yang prudent di bidang perekonomian, fiskal, dan keuangan. Disimpulkan bahwa hal ini telah menciptakan landasan yang kuat bagi keberlanjutan makro dan kesejahteraan sosial.
Namun, IMF memperingatkan bahwa ada beberapa risiko yang harus diwaspadai, antara lain fluktuasi harga komoditas, melambatnya pertumbuhan mitra dagang utama, dan dampak buruk dari kondisi keuangan global yang berkepanjangan.
“Rupee diperkirakan akan mengakhiri perdagangan Senin depan (8 Desember 2024) dengan menguatnya rupee di kisaran Rp 15.880-15.970 per dolar AS, meski masih fluktuatif,” ujarnya.