Rupiah Menguat Awal Pekan Ini, Didorong Sentimen Inflasi AS dan Indonesia

iaminkuwait.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pada awal pekan (1/7/2024). Para pengamat menyimpulkan hal ini sejalan dengan kenaikan inflasi di Amerika Serikat (AS) dan Indonesia.

Rupiah menguat 54 poin atau 0,33 persen menjadi Rp16.321 per dolar AS pada akhir perdagangan 7 Januari 2024, menurut Bloomberg. Sebelumnya, rupee menguat hingga US$16.375 terhadap dolar AS pada perdagangan akhir pekan lalu, 28 Juni 2024.

Ibrahim Assuaibi, Direktur Profitabilitas Forexindo Futures, menjelaskan beberapa sentimen yang turut mendorong kuatnya sentimen eksternal dan internal mata uang Garuda. Selain ekspektasi mata uang Garuda akan menguat pada Selasa (2/7/2024).

“Data (sentimen asing) menunjukkan bahwa indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS, yang merupakan ukuran inflasi AS, tidak berubah pada bulan lalu dan naik 0,3 persen pada bulan April.” Dalam 12 bulan hingga Mei, indeks inflasi PCE naik 2,6 persen. setelah naik 2,7 persen di bulan April,” kata Ibrahim dalam keterangannya, Senin (1/7/2024).

Perkiraan yang dibuat oleh LSEG (London Exchange Group) meningkatkan kemungkinan pelonggaran dana berjangka Fed pada bulan September menjadi 67 persen pada Kamis malam sebagai respons terhadap data inflasi.

“Pasar mengharapkan satu atau dua kali penurunan suku bunga sebesar 25 persen tahun ini.”

Dia menambahkan bahwa Ketua Fed Jerome Powell akan berbicara pada hari Selasa, sedangkan risalah pertemuan Federal Reserve bulan Juni akan dipublikasikan pada hari Rabu. Selain itu, data non-farm payrolls untuk bulan Juni akan dirilis pada hari Jumat.

“Selain data ekonomi, pelaku pasar juga memperhatikan politik AS. Kandidat presiden AS dari Partai Republik Donald Trump mengejek Presiden Joe Biden selama debat kampanye pertamanya di Atlanta, dan dolar AS menguat setelah Biden tersandung beberapa kali dalam pidato pembukaannya.” Perdebatan ini membuka kemungkinan Trump menjadi presiden dan menerapkan tarif impor,” ujarnya.

Pembacaan indeks manajer pembelian publik dan swasta memberikan sinyal yang berbeda mengenai perekonomian. Sektor industri Tiongkok mengalami kontraksi selama dua bulan berturut-turut pada bulan Juni, menurut data pemerintah yang dirilis pada hari Minggu. Sebaliknya, pembacaan PMI swasta pada hari Senin menunjukkan sektor ini tumbuh pada laju tercepat dalam tiga tahun. Data yang beragam membuat para pedagang bertanya-tanya bagaimana pemulihan ekonomi Tiongkok akan berlanjut.

Sementara itu, sentimen dalam negeri yang mendorong penguatan nilai tukar rupiah dipicu oleh terkendalinya inflasi di Indonesia. Pada Juni 2024, laju inflasi Indonesia mencapai 2,51 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Deflasi terjadi pada Juni 2024 sebesar 0,08 persen atau IHK turun menjadi 106,28 pada Juni 2024.

Deflasi ini berlangsung selama dua bulan berturut-turut. Sebagai referensi, tingkat inflasi Indonesia akan mencapai 2,84 persen pada Mei 2024. Angka ini lebih rendah dibandingkan pada 3 April. Pada periode tersebut, terjadi deflasi bulanan sebesar 0,03 persen pada Mei 2024.

Presiden Joko Widodo mengapresiasi kerja dan kerja sama Kelompok Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP/TPID) Bank Indonesia dalam menargetkan dan mengendalikan inflasi agar tetap berada pada level 2,5 atau di atasnya. Pada tahun 2024, target tersebut, jelasnya, minus 1 persen.

Meski demikian, Ibrahim mengingatkan Presiden Joko Widodo untuk tetap waspada dan berhati-hati dengan memantau langsung harga pangan di lapangan. Sebab, dampak perubahan iklim global dapat menghambat produksi pangan nasional dan meningkatkan inflasi.

Pada saat yang sama, untuk memperkuat pengendalian inflasi di masa depan, pemerintah harus meningkatkan produksi pangan dengan mengoptimalkan penggunaan infrastruktur air dan mempercepat penggunaan teknologi penelitian untuk mendukung digitalisasi pertanian (pertanian cerdas). memprediksi dampak perubahan iklim.

Selain itu, akan mendukung investasi modernisasi sistem dan infrastruktur logistik terintegrasi yang akan meningkatkan nilai tambah produk pertanian serta meningkatkan efisiensi dan efisiensi rantai pasok antardaerah. Mendukung upaya pengendalian inflasi di pusat dan daerah dengan memperkuat kerja sama dan koordinasi kelembagaan.

Melihat tren rupee terkini dan berbagai sentimen yang mempengaruhinya, Ibrahim memperkirakan rupee akan menguat pada perdagangan Selasa (7 Februari 2024).

“Rupee pada perdagangan pagi flat, namun ditutup menguat pada US$16.270 dan US$16.350,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *