iaminkuwait.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah berakhir menguat terhadap dolar AS pada Rabu setelah data inflasi harga produsen (PPI) AS.
Rupee naik 72 poin atau 0,45 persen pada akhir perdagangan Rabu dari 16.100 rupee terhadap dolar sebelumnya.
Analis ICDX Taufan Dimas Hareva mengatakan kepada ANTARA di Jakarta, Rabu, “Kinerja rupiah ditopang oleh pelemahan dolar pasca rilis data harga produsen ( PPI) yang lebih kuat dari perkiraan sehingga mengindikasikan inflasi yang masih tinggi.
Taofan mengatakan, data PPI memberikan lebih banyak alasan bagi Bank Sentral atau Bank Sentral AS untuk mempertahankan suku bunga tinggi dalam jangka panjang untuk mendukung apresiasi rupee.
Harga produsen AS mencapai rekor tertinggi tahun lalu. Data PPI AS naik pada tingkat tahunan sebesar 2,2% pada bulan April 2024, Biro Statistik Tenaga Kerja menunjukkan pada hari Selasa, dibandingkan dengan kenaikan 1,8% pada bulan Maret 2024, menurut antisipasi.
PPI Inti, tidak termasuk biaya pangan dan energi, naik 2,4% tahun ke tahun dan naik 2,1% bulan lalu, sesuai dengan ekspektasi.
Dari perspektif bulanan, PPI dan PPI inti meningkat sebesar 0,5% kuartal-ke-kuartal di bulan April. Saat ini pelaku pasar sedang fokus pada rilis data indeks harga konsumen (CPI) atau data inflasi AS yang diperkirakan akan stabil sebesar 0,4% per bulan, dengan tingkat CPI tahunan (year-on-year) pada bulan April. Tahun 2024 diperkirakan mengalami penurunan menjadi 3,5% dibandingkan bulan sebelumnya meningkat sebesar 3,4%.
Inflasi CPI (Indeks Harga Konsumen) akan menarik perhatian investor dan diperkirakan akan turun menjadi 3,6% (year-on-year) dibandingkan sebelumnya 3,8%. Jika data CPI di masa depan sesuai dengan ekspektasi, hal ini dapat menyebabkan penurunan.
Nilai tukar spot dolar antar bank Jakarta (JISDOR) Bank Indonesia naik menjadi 16.070 rupee per dolar pada hari Rabu dari 16.131 rupee sebelumnya.
