Rupiah Tak Lagi Tertekan, Waktunya BI Turunkan Suku Bunga?

iaminkuwait.com, JAKARTA — Kepala Ekonom dan Strategi Investasi PT Manulife Asset Management Indonesia (MAMI) Katarina Setiawan mengatakan stabilitas nilai tukar rupiah menjadi kunci pemulihan sentimen pasar. Katarina mengatakan perubahan ekspektasi suku bunga acuan The Fed Funds Rate (FFR) pada Juli mulai memberikan tekanan pada rupee.

“Kita lihat di semester I nilai tukar sangat lemah. Setelah itu, rupiah lebih stabil sehingga aliran uang asing kembali masuk ke pasar saham kita,” kata Katarina dalam webinar di Jakarta, Rabu (14/8). ). ) /2024).

Katarina mengatakan, berlanjutnya stabilitas nilai tukar rupiah menjadi titik balik sentimen investor di pasar keuangan Indonesia. Katarina menilai meredanya tekanan terhadap rupiah dan kembalinya aliran dana asing ke pasar domestik menjadi faktor pendukung Bank Indonesia.

Katarina mengatakan penurunan rata-rata pendapatan SRBI mengindikasikan berkurangnya tekanan terhadap rupee.

Katarina meyakini angka tersebut akan memungkinkan penurunan suku bunga acuan lebih lanjut. BI, lanjut Katarina, dapat mempertimbangkan penurunan suku bunga seiring dengan tren penurunan inflasi dan konsumsi domestik.

“Dari sisi fiskal, ekspansi belanja pemerintah akan mendukung pertumbuhan yang lebih baik di semester II,” lanjut Katarina.

Menurut Katarina, pemerintah menambah APBN 2024 menjadi Rp 3,412 triliun atau sekitar Rp 87 triliun dari anggaran awal. Dana ini diperuntukkan untuk belanja modal, bahan baku dan subsidi.

“Kami berpendapat percepatan belanja pemerintah merupakan faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dan dukungan likuiditas,” kata Katarina.

Katarina mencatat, realisasi anggaran pada semester I hanya mencapai 41 persen dari target. Katarina mengatakan, masih ada 60 persen belanja pemerintah untuk mendongkrak daya beli pada paruh kedua tahun 2024.

“Pemerintah harus mewaspadai faktor eksternal seperti ketegangan geopolitik, risiko potensi resesi AS, dan kebijakan fiskal dalam negeri seperti arah kebijakan pemerintahan baru,” kata Katarina.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *