Rutin Berolahraga Saat Remaja Tingkatkan Kesehatan Mental Ketika Dewasa

Radar Sumut, JAKARTA – Sebuah studi global terhadap lebih dari 26.000 orang yang dilakukan oleh merek Asics menemukan adanya hubungan langsung antara aktivitas fisik di masa muda dan kesehatan mental di masa dewasa. Penelitian dilakukan pada bulan November-Desember 2023.

Penelitian yang dipimpin Profesor Brendon Stubbs dari King’s College London, Inggris, juga mengidentifikasi usia 15-17 tahun sebagai waktu paling penting untuk tetap aktif. Berhenti berolahraga sebelum usia 15 tahun dikaitkan dengan penurunan kesejahteraan mental di kemudian hari.

Dampak dari kurang berolahraga pada remaja yang ditemukan dalam penelitian ini antara lain kurang perhatian dibandingkan orang dewasa (11 persen), kurang percaya diri (10 persen), kurang tenang (10 persen) dan kurang terorganisir (10 persen). Hal ini dibandingkan dengan orang yang rutin berolahraga dan aktif pada usia 15-17 tahun.

“Hal ini membuktikan bahwa aktif secara fisik pada masa remaja berdampak langsung pada pikiran Anda di kemudian hari,” kata Stubbs dalam Women’s Health, Minggu (14/4/2024).

Hasil ini merupakan bagian dari studi State of Mind global kedua yang dilakukan ASICS berdasarkan skor State of Mind di 22 negara. Skor dihitung untuk 10 sifat kognitif dan emosional, termasuk sikap positif, kepuasan, dan fokus. Yang dimaksud dengan olahraga teratur adalah lebih dari 150 menit per minggu.

Stubbs menjelaskan manfaat olahraga akan lebih besar jika menggantikan kebiasaan tidak sehat lainnya. Misalnya, jika remaja mengganti waktu menatap layar selama satu jam dengan menjadi lebih aktif, hal ini dapat mengurangi kasus depresi baru sekitar 10 persen.

Selain mendukung kesehatan mental, penulis penelitian mencatat bahwa olahraga dapat merangsang proses emosional utama otak. Akhirnya, ini mengurangi peradangan dan dengan demikian meningkatkan kesehatan usus.

Yang mengkhawatirkan, penelitian ini menemukan adanya kesenjangan dalam kebiasaan berolahraga di antara setiap generasi. Ternyata generasi muda lebih dulu berhenti berolahraga dibandingkan generasi tua.

Lebih dari separuh Generasi Diam (pendahulu Baby Boomer yang lahir antara tahun 1928 dan 1945) lebih aktif selama masa remajanya. Saat ini, hanya 21 persen Generasi Z (mereka yang lahir antara tahun 1997 dan 2012) yang aktif sebelum usia 15 tahun. Akibatnya, Generasi Z memiliki skor kondisi pikiran yang lebih rendah dibandingkan generasi pendiam.

“Penurunan tingkat aktivitas pada responden muda usia kritis merupakan hal yang memprihatinkan, terutama karena penelitian ini menemukan bahwa hal ini berhubungan dengan rendahnya tingkat kesejahteraan mental di seluruh dunia,” kata Stubbs.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *