iaminkuwait.com, JAKARTA — Saham Bank Sariah Indonesia (BSI) turun 3,10 persen pada penutupan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (6/6/2024). Emiten BRIS ini awalnya diperdagangkan pada Rp 2.260 per saham dan ditutup pada Rp 2.190 per saham. Volume perdagangannya mencapai 376.665 kali dengan nilai transaksi Rp 82,35 miliar.
Penurunan emiten BRIS dipengaruhi sentimen negatif akibat rencana Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menarik dana dari BSI senilai Rp 15 triliun. Hal ini berdasarkan Memo Muhammadiyah Nomor 320/1.0/A/2024 tentang Konsolidasi Dana yang ditandatangani pada 30 Mei 2024.
Surat tersebut ditandatangani Ketua PP Muhammadiyah Agung Danarto dan Sekretaris Muhammad Sayuti. Dalam surat edarannya, PP Muhammadiyah meminta jajarannya termasuk ‘Aisiyah’ untuk mengalihkan dana dari BSI ke Bank Syariah Bukopin, Bank Mega Syariah, Bank Muamalat dan bank syariah daerah serta bank lain yang telah bekerja sama dengan Muhammadiyah.
Ketua PP Muhammadiyah Bidang Keuangan, Bisnis dan Industri Halal Dr. Anwar Abbas mengatakan, sebagian penempatan dana Muhammadia terkonsentrasi di BSI. Sementara itu, penempatan dana pada bank syariah lain masih sedikit. Dari sudut pandang bisnis, hal ini dapat menimbulkan risiko konsentrasi.
“Jadi bank syariah lain tidak bisa bersaing dengan margin yang ditawarkan BSI, dalam hal penempatan dana dan penyaluran kredit,” kata Anwar di Jakarta, Kamis (6/6/2024).
BSI pun bereaksi terhadap kabar ini. Sekretaris Perusahaan BSI Wisnu Sunander mengatakan BSI senantiasa berkomitmen memenuhi harapan seluruh pemangku kepentingan dengan menerapkan prinsip keadilan, keseimbangan, dan kemaslahatan (mashlahat) sesuai syariat Islam. Menurutnya, perseroan juga akan berupaya memberikan pelayanan terbaik dan berkontribusi terhadap pengembangan ekonomi syariah di Indonesia.
Baca: Penggantian Panglima Pasukan Perdamaian Kapusziad dan TNI
Terkait dengan pengalihan dana dari PP Muhammadiyah, BSI siap terus menjadi mitra strategis dan menjalin kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mengembangkan berbagai sektor perekonomian umat khususnya Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi andalan. tulang punggung perekonomian negara,” kata Wisnu dalam keterangan terpisah.