iaminkuwait.com JAKARTA – Bank Mandiri memastikan situasi likuiditas saat ini tetap kuat meski terjadi fluktuasi nilai tukar akibat gejolak perekonomian dan geopolitik saat ini. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Teuku Ali Usman menilai dalam pengelolaan likuiditas, pihaknya telah menerapkan strategi optimalisasi pengelolaan aset dan liabilitas yang dipantau secara cermat dengan tetap menerapkan seluruh aspek pengelolaan Risiko. Ini termasuk risiko pasar dan likuiditas.
“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pengelolaan aset dan utang untuk mengantisipasi volatilitas pasar bila hal itu terjadi.” Ali menjelaskan dalam keterangan resminya, Jumat (19/4/2024) pihaknya mempertahankan porsi kredit yang terkena fluktuasi rupiah, suku bunga, dan harga minyak.
Bank berlogo Pita Emas ini juga menilai fundamental Bank Mandiri berada dalam kondisi baik dengan tingkat permodalan yang kuat sehingga dapat menjadi tulang punggung jika terjadi kejutan perekonomian dan pasar keuangan. Ali menambahkan, penguatan dolar AS terhadap rupee saat ini berdampak tidak langsung pada peningkatan dana devisa pihak ketiga (DPK) untuk mendukung ekspansi bisnis dan kebutuhan likuiditas lembaga tersebut.
Per Februari 2024, Bank Mandiri mencatatkan simpanan sebesar Rp1,209 triliun, naik 5,77% year-on-year dengan simpanan dalam mata uang asing sebesar $17,3 miliar. Penghimpunan simpanan valas terutama didorong oleh permintaan valas yang meningkat dari 4,35% menjadi $12,7 miliar. Sementara itu, rasio pinjaman valuta asing (LDR) dapat dijaga di bawah 90%.
Kedepannya, untuk mendorong pertumbuhan simpanan valas khususnya bagi nasabah ekspor, Bank Mandiri menawarkan berbagai produk perbankan internasional, solusi trading dan layanan cash management melalui Kopra by Mandiri dan Livin’ by Mandiri.