iaminkuwait.com, JAKARTA – Sebagian orang mengira GERD, gastroesophageal reflux, dan sakit maag adalah penyakit yang sama. Namun kedua penyakit ini sepertinya tidak sama jika dilihat lebih dekat. Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal ini.
Selain sakit maag, gejala yang sering ditimbulkan GERD juga bisa Anda rasakan jika seseorang mengeluh kembung, tenggorokan terasa mengganjal, atau kesulitan menelan, dan sulit tidur karena gejala tersebut, kata konsultan gastroenterologi-hepatologi Siloam. . RSUD Kebon Jeruk, Dr. Hasan Maulahela, siaran pers Minggu (11/06/2024).
Dokter mengatakan GERD terjadi setelah makan atau tidur. Penyakit ini juga bisa diperparah dengan mengonsumsi makanan pedas, mengonsumsi makanan berlemak, minum alkohol, atau merokok.
“Saat ini kanker lambung disebabkan oleh infeksi bakteri dan penggunaan obat-obatan seperti ibuprofen atau aspirin dalam jangka panjang,” ujarnya.
Gejala umum penyakit maag antara lain nyeri di perut bagian atas yang terasa seperti perut kembung atau terbakar, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, dan tinja berwarna hitam atau darah saat seseorang muntah.
Meski banyak kesamaan gejala antara GERD dan kanker, namun banyak perbedaan yang perlu diwaspadai. Perbedaan utamanya terletak pada lokasi dan penyebab keluhannya, ujarnya.
Ia menjelaskan, meskipun GERD merupakan keluhan dada yang paling umum terjadi, yang disebabkan oleh naiknya lambung ke kerongkongan, penyakit tukak lambung merupakan jenis nyeri lambung bagian atas yang paling umum disebabkan oleh cedera pada lambung dan duodenum.
Pengobatan pasien GERD dan tukak lambung
Pilihan pengobatan GERD dan tukak lambung berbeda-beda tergantung penyebab dan tingkat keparahan kondisi pasien. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi atau mengurangi keparahan GERD dan sakit maag.
Pertama, kata Hasan, adalah mengubah pola makan. Anda bisa makan dengan porsi lebih kecil, menghindari makanan pedas, berlemak atau asam, dan menghindari makan minimal 3 jam sebelum tidur.
Kedua, hindari pemicunya, yakni dengan membatasi alkohol, kafein, dan merokok. Ketiga, dengan narkoba. Meski GERD bisa hilang dalam waktu singkat dengan penggunaan obat pereda nyeri, namun perlu diperhatikan kebiasaan minum dan tetap sesuai resep dan petunjuk dokter.
“Untuk GERD, gejalanya bisa dikendalikan dengan perubahan gaya hidup dan pengobatan. Namun, pada beberapa kasus, GERD memerlukan pengobatan jangka panjang,” jelasnya.
Sakit maag dapat disembuhkan sepenuhnya dengan pengobatan sesuai anjuran dokter, terutama pada kasus yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori. Namun, hasil pengobatan dapat berbeda-beda tergantung pada berbagai faktor, termasuk kesesuaian pengobatan pasien dan penyebab sakit maag.