Sering Lupa pada Lansia Bisa Jadi Pertanda Demensia

iaminkuwait.com, JAKARTA – Orang tua sering kali tua? Jika iya, sebaiknya Anda tidak meremehkannya. Pasalnya, ahli saraf di National Brain Center, Prof. Dr Mahar Marjono, dr Ratih Puspa mengatakan ini bisa jadi tanda demensia.

Ia mencontohkan, Nenek biasanya bisa memasak, namun kali ini ia membiarkan masakannya sampai menyala agar ia bisa menyalakan api; atau bahkan jika Anda tiba-tiba lupa cara mengoperasikan perangkat pintar Anda.  Menurut dr Ratih, banyak orang yang menjadi pelupa seiring bertambahnya usia merupakan hal yang wajar karena merupakan bagian dari proses penuaan.

Anda perlu segera diperiksa untuk mengetahui apakah Anda menderita demensia. Deteksi dini dapat mencegah komplikasi atau perkembangan penyakit.  

Dijelaskannya, selain sering lupa, ia kesulitan berkomunikasi dengan orang tuanya, kesulitan mengucapkan kata-kata atau lancar berbicara, namun ia tidak boleh nyambung saat berbicara dengan mereka.

“Sehingga penderita demensia bisa hidup dengan baik, walaupun terhubung, bisa menjaga dirinya sendiri, bisa membantu dirinya sendiri,” ujarnya dalam diskusi bertajuk “Cegah Demensia pada Lansia!” Jakarta, Selasa (28/5/2024) oleh Kementerian Kesehatan.

Ia mengatakan, demensia disebabkan oleh gangguan kognitif dan neuropsikiatri, suatu proses degeneratif, yaitu penurunan fungsi tubuh yang biasa terjadi pada orang lanjut usia. Penyakit ini menyebabkan masalah pada ingatan dan kemandirian.

Selain penurunan kognitif, pasien dengan demensia parah sering mengalami mudah tersinggung, halusinasi, dan sering keluyuran di tengah tugas, katanya. Dokter mencontohkan beberapa komplikasi akibat demensia, antara lain infeksi paru-paru atau saluran kemih, malnutrisi, dan seringnya luka baring atau lecet pada kulit.

Pemeriksaannya dapat dilakukan dengan MMSE (Mini Mental State Examination). Demensia bukanlah segalanya dan akhir segalanya, katanya. Ia mengatakan, jika Anda menderita demensia, Anda perlu menjaga pola hidup bersih dan sehat untuk memperlambat proses kondisi Anda. Selain itu, pelatihan dan dorongan dari keluarga dan perawat penting agar pasien dapat hidup mandiri dan lebih baik, ujarnya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *