Radar Sumut, JAKARTA – Kanker serviks menempati urutan kedua setelah kanker payudara yaitu 36.633 kasus atau 17,2 persen dari seluruh kasus kanker di Indonesia. Hal ini berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2021.
Angka tersebut memiliki angka kematian yang tinggi yaitu 21.003 kematian atau 19,1 persen dari seluruh kematian akibat kanker. Angka kejadian kanker serviks di Indonesia meningkat dua kali lipat pada tahun 2008.
Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi SubSpesialis Onkologi Ginekologi Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) – Pondok Indah, Dr. Fitriyadi Kusuma, SpOG, Subsp. Onk mengatakan, sebanyak 93 persen pasien mengalami gejala yang baru muncul hingga stadium 3B. Fenomena ini, kata dr Fitriyadi sungguh ironis karena kanker ini sebenarnya bisa dicegah.
“Awalnya gejalanya mungkin keluar cairan dari vagina, hilang, lalu keputihan tidak kunjung hilang. Jadi di Indonesia pasiennya sampai stadium 3,” kata dr Fitriyadi di acara RSPI di Jakarta, Senin ( 22 April). ) /2024).
Itu sebabnya penting untuk melakukan skrining rutin sejak dini. Saat ini juga ada program vaksinasi yang dimulai pada usia 15 tahun.
Fitriyadi mengatakan, saat ini tes HPV lebih dianjurkan karena 99,7 persen kanker serviks disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV. Meskipun masih bisa dicegah dengan deteksi dini dengan pap smear atau inspeksi visual asam asetat (IVA).
“Sebaiknya setiap wanita yang sudah menikah lebih dari setahun dilakukan skrining karena HPV muncul akibat kelainan sel setelah masa inkubasi sembilan bulan. Pap smear bertahan dua tahun, tapi untuk HPV segera setelah berhubungan seksual,” ujarnya. . .
Biaya pap smear cukup mahal, meski di beberapa negara sudah menjadi bagian dari screening nasional. Sementara tes HPV, kata dia, merupakan skrining yang paling penting, bukan lagi Pap smear.
Tes HPV awalnya berharga Rp1,5 juta, namun bisa menjadi lebih murah sesuai rencana program nasional pemerintah dari Rp120-180 ribu. IVA masih digunakan di puskesmas kota karena biayanya yang murah.
Penyebab kanker serviks adalah HPV yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kontak fisik, seperti memegang benda yang sama, telah dipelajari, namun kemungkinannya sangat kecil.
Jenis HPV tertentu dapat…