SKK Migas Catat Rekor Produksi Gas Terbaru Capai 7.399 Juta MMSCFD

REPUBLIKA.CO. ) diakses 4 September 2024.

Hudi D Suryodipuro, Kepala SKK Migas dan Komunikasi, mengatakan perkembangan ini tidak lepas dari beroperasinya secara penuh tiga train Tangguh Liquefied Gas (LNG) dengan kapasitas rata-rata LNG sebesar 2,1 miliar meter kubik per hari.

“Mulai April 2024, Tangguh LNG mulai beroperasi dengan tiga train. Sejak itu, produksinya terus meningkat setiap bulannya dan mampu mencatatkan produksi tertinggi yang dicapai pada 31 Agustus dan kini mampu memproduksi LNG sebesar 1.300 m3/jam. dan sudah mencapai 160% dari kapasitasnya,” ujarnya di Jakarta, Rabu (11/9/2024).

Dikatakannya, keberhasilan tersebut tidak berbeda dengan keberhasilan Badan Pelaksana Kerjasama dan Kontrak (KKKS) yang mampu memanfaatkan Tangguh LNG dengan baik, dan akhirnya berdampak positif pada cara meningkatkan produksi gas negara.

Hudi mengatakan, pengembangan gas terintegrasi lapangan LNG Tangguh menjadi kunci pencapaian target produksi secara efektif, mengingat Tangguh merupakan produsen gas bumi nomor satu dan menyediakan sepertiga output gas bumi negara.

Dijelaskannya, kontribusi Tangguh LNG mencapai lebih dari 2,5 kali lipat kontribusi KKKS lain di bawah pemerintahannya, sehingga pihaknya memutuskan untuk tetap mengoperasikan Tangguh LNG dan kontribusinya terhadap konservasi energi sekaligus mendukung ketahanan energi negara.

Selain itu, ia yakin target 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) pada tahun 2030 dapat tercapai, mengingat migas kini dikuasai oleh ketersediaan gas, serta terus pesatnya perkembangan SKK Migas dan KKKS. semua produk dapat dibuat dengan cepat.

“Saat ini dan ke depan, proyek-proyek hulu migas akan penuh dengan proyek gas. Baru pada tahun 2024, dari 15 proyek yang dibuka, 10 di antaranya adalah proyek gas. Oleh karena itu, kita berharap target penyediaan gas 12 BSCFD di 2030 dapat tercapai”.

Selain itu, Hudi mengatakan, saat ini produksi gas semakin meningkat dan pemerintah telah menyetujui proyek POD PAS PASITO Selat Makassar Utara yang diharapkan mulai berproduksi pada tahun 2028 dengan kapasitas 1.000 MMSCFD.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *