Sri Mulyani: Indonesia Kehilangan Suara Jujur Faisal Basri

iaminkuwait.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan kesedihan mendalam atas meninggalnya ekonom senior Faisal Basri pada Kamis (9/5/2024) dini hari. Ia mengatakan Indonesia telah kehilangan sosok yang jujur.

“Bang Faisal selalu bersemangat dengan karyanya dan berbicara dari hati karena kecintaannya yang luar biasa terhadap Indonesia. “Bang Faisal ingin Indonesia maju dan bebas korupsi, dan selalu termotivasi untuk melawan ketika melihat ketidakadilan,” kata Sri Mulyani yang dikutip di akun Instagram @smindrawati, Kamis (05/09/2024). 

Sri Mulyani mengatakan, pemikiran, tempat dan kedudukan Faisal Basri tidak pernah berubah. Artinya bekerja secara konsisten, jujur, tegas dan hati.  “Saya selalu menerima masukan dan kritik dari Bang Faisal karena saya tahu Bang Faisal selalu mempunyai niat yang baik, tulus dan jujur ​​untuk membangun Indonesia. “Kami dan Indonesia telah kehilangan sosok dan suara jujur ​​ini,” ujarnya. 

Sri Mulyani diketahui bersama pejabat Kementerian Keuangan mendatangi rumah duka di Kecamatan Gudang Peluru, Tebet, Jakarta Selatan dan melaksanakan salat pada Kamis sore sekitar pukul 12.30 WIB.

Pada takziyah kali ini, Sri Mulyani menyampaikan kepada awak media duka mendalam atas meninggalnya almarhum. Matanya berkaca-kaca dan suaranya bergetar, hampir menitikkan air mata. 

Sri Mulyani mengatakan, perkenalannya dengan Faisal Basri berawal dari kampus kuning bernama Universitas Indonesia (UI). Sri Mulyani mengaku pertama kali bertemu Faisal Basri sebagai dosen mata kuliah bisnis internasional pada awal tahun 1980-an. Mereka kemudian menjadi peneliti di Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FE UI (sekarang FEB UI).

Merangkap Faisal Basri sebagai Kepala LPEM FE UI, Sri Mulyani menjabat sebagai Wakil Direktur Pendidikan dan Pelatihan (1993-1995). Sri Mulyani kemudian menggantikan Faisal Basri sebagai Direktur Utama LPEM. Faisal Basri kemudian mengambil peran di luar kampus dan mendirikan Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (Indef). 

Kemudian, di era Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, awal tahun 2000-an, Faisal Basri dan Sri Mulyani diangkat menjadi stafsus Widjojo Nitisastro, Menteri Koordinator Perekonomian, Keuangan, dan Industri. Republik Indonesia periode 1973-1983 dan Ali Wardhana yang merupakan Menteri Koordinator Perekonomian, Keuangan, Industri dan Penelitian Pengembangan Republik Indonesia periode 1983-1988. Diketahui, dua mantan menteri koordinator tersebut ditunjuk Gus Dur sebagai penasihat ekonomi presiden. Sri Mulyani dan Faisal Basri merupakan bagian dari tim penasihat Presiden dan terutama bertanggung jawab atas proses negosiasi program Paris Club dan IMF. 

“Selamat tinggal Bang Faisal, semoga jalanmu kembali kepada Allah SWT Sang Pencipta yang penuh cinta dan kasih sayang, dimudahkan, dipenuhi rahmat dan hidayah serta diberkati oleh…” Semoga amal baik dan sumbangsihnya untuk Indonesia dari Para Pencipta dihargai dengan cara terbaik. Beristirahatlah dengan damai dan damai bersamamu. Akhir perjalanan Insya Allah Khusnul Khotimah. Aamin,” harap Sri Mulyani.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *