Tak Hanya Wanita, Pria Juga Perlu Vaksin HPV, Mengapa?

iaminkuwait.com, JAKARTA — Kita sering mendengar vaksin HPV menyasar perempuan untuk melawan kanker serviks. Namun tahukah Anda kalau vaksin ini sangat penting bagi pria? 

Dr. Wresti Indriatmi, dokter kulit dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski), merekomendasikan vaksinasi HPV bagi pria untuk mencegah risiko infeksi kanker rahim pada pasangannya. “Vaksin HPV dapat diberikan kepada laki-laki untuk mengurangi risiko kanker serviks pada istri,” kata Wresti dalam webinar “Vaksin HPV: Pencegahan Kutil Anogenital”.

Wresti menjelaskan, vaksin HPV efektif melindungi tubuh dari infeksi human papillomavirus (HPV) pada wanita. Namun, vaksinasi pada pria tampaknya mengurangi risiko kanker serviks, sementara wanita terlindungi dari efek vaksin saat berhubungan.

Selain itu, vaksin HPV untuk pria mencakup risiko terkena penyakit anogenital hingga 90 persen. “Banyak penelitian yang mengatakan ketika laki-laki mendapat vaksinasi maka terjadi penurunan angka kanker serviks. Ada penurunan vaksin pada perempuan. Biarkan saja laki-laki,” ujarnya.

Wresti melaporkan, vaksin HPV 9 valen (Gardasil 9), vaksin HPV kuadrivalen (Gardasil), dan vaksin HPV bivalen (Cervarix) tidak dapat digunakan untuk mengobati kanker serviks. Oleh karena itu, pria dan wanita, terutama yang pernah berhubungan seks, dianjurkan untuk menerima vaksin HPV untuk mencegah penyakit kanker dan penyakit terkait human papillomavirus.

Vaksin HPV biasanya diberikan dalam 2 dosis dengan selang waktu 6-12 bulan, untuk wanita dan pria berusia 16 hingga 45 tahun. Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan kanker serviks merupakan penyakit dimana pertumbuhan sel kanker pada leher rahim tidak terkontrol.

Kanker serviks atau yang lebih dikenal dengan kanker serviks diketahui merupakan penyakit dimana pertumbuhan kanker serviks tidak terkendali. Berdasarkan hubungannya dengan kanker serviks, HPV dibedakan menjadi tipe risiko tinggi dan risiko rendah.

Lebih dari 75 persen kanker disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18 yang berisiko tinggi. “Wanita disarankan untuk melakukan tes Pap,” katanya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *