iaminkuwait.com, Padang – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno tak ingin adanya “overtourism” atau pariwisata berlebihan di Bali bagian selatan, sehingga perlu diwaspadai adanya gerakan protes di Barcelona. Hal ini tidak terjadi di Bali bagian selatan.
Berbicara pada Konferensi THINC Indonesia di Kabupaten Padang (8 Juli 2024), Sandiaga mengatakan pariwisata di Bali bagian selatan atau Kabupaten Padang saat ini mendekati pertumbuhan berlebih dan perlu didistribusikan secara merata.
“Peningkatan sebesar 10 persen akan melampaui pariwisata dan kami tidak ingin seperti Barcelona, di mana wisatawan adalah musuh bersama. Kami ingin tetap bersahabat,” ujarnya.
Sandiaga mengenang protes di Barcelona Juli lalu, ketika ribuan warga mengeluhkan overtourism dan menyemprot wisatawan dengan meriam air. Oleh karena itu, Menparekraf mendukung peluang investasi yang meningkatkan kualitas industri pariwisata Indonesia dan fokus pada bisnis berkelanjutan.
“Angka terakhir yang saya dapat untuk semester pertama tahun 2024, pertumbuhannya akan lebih dari 20% dan Bali akan tetap menjadi destinasi populer dengan lebih dari 21.000 wisatawan setiap harinya, namun kita mempunyai pekerjaan rumah untuk mendistribusikan kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali bagian selatan dan lainnya. sebagian wilayah,” ujarnya.
Catatannya, tingkat okupansi hotel juga meningkat hingga 90%, namun wisatawan tetap menginginkan pengalaman di tempat lain di Bali.
Diakui Sandiaga, keramaian wisatawan di Bali bagian selatan didorong oleh ekosistem yang sudah berkembang sempurna, namun distribusinya penting karena kepadatan lalu lintas menjadi salah satu isu yang diangkat.
Ia meminta Bali Barat dan Utara menjadi pilihan utama, termasuk selain Buleleng dan Jembran, daerah yang kurang dikenal seperti Karangasem, Klungkung, Tabanan, dan Bangli.
Konferensi THINC Indonesia kesembilan di Bali merupakan acara dua hari yang menyediakan forum untuk berjejaring, berbagi pengetahuan dan wawasan, serta menjajaki peluang investasi baru.
Tema konferensi THINC Indonesia tahun ini adalah titik temu antara pariwisata dan investasi perhotelan, dimana pengembang hotel, investor dan pemangku kepentingan industri lainnya akan belajar tentang tren dan strategi terkini dalam investasi perhotelan, termasuk pembiayaan, pengembangan real estat, dan dapat belajar tentang aset. pengelolaan. dan dampak teknologi pada industri perjalanan dan perhotelan.