iaminkuwait.com, JAKARTA – Seorang bayi bernama Lulu lahir dengan tanda lahir di kepalanya yang mirip tanduk unicorn. Tanda lahir yang dianggap cantik ini membawa risiko penyakit kanker bagi Lulu di kemudian hari.
Lulu adalah bayi dari Claire Burt dan Charlie Sattell melalui operasi pada September 2023. Sebuah tim dokter memberi tahu Bert dan Sattel bahwa bayi mereka memiliki tanda lahir yang dikenal sebagai nevus melanositik kongenital.
Nevus melanositik bawaan adalah suatu kondisi yang bukan merupakan keturunan atau non-genetik. Oleh karena itu, menurut Rumah Sakit Anak Nasional, tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegah kemunculannya pada anak.
Sejak lahir, tanda lahir Lulu terlihat besar. Namun tanda lahir tanduk unicorn sepertinya semakin bertambah seiring berjalannya waktu.
Tanda lahir berukuran besar ini kerap membuat Lulu menjadi pusat perhatian di ruang publik. Ibu Burt mengaku merasa risih dengan banyaknya orang yang menonton Lulu.
“Orang-orang selalu memandangnya saat kami keluar rumah. Ada yang menganggapnya lucu, ada yang bertanya tentang tanda itu, atau kami menertawakannya. Penampilan ini membuatku sangat tidak nyaman,” ujar Burt Selasa seperti dikutip dari laman Express. 14/5/2024).
Tak hanya mendapat perhatian di media sosial, tanda lahir Lulu juga mendapat banyak perhatian di media sosial. Beberapa orang dewasa berbicara negatif tentang kondisi Lulu.
“Itu benar-benar membuatku kesal,” kata Burt.
Meski menghadapi situasi sulit, Burt ingin Lulu tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri dan menerima. Oleh karena itu, Burt selalu berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat tentang nevus melanositik kongenital.
Saat ini, Burt juga tak luput dari sorotan publik terhadap Lulu saat berada di tempat umum. Alih-alih menghindari tatapan, Burt malah tersenyum terbuka pada siapa pun yang memandang Lulu.
“Kami akan memastikan Lulu mengetahui betapa cantiknya dia dan betapa cantiknya dia ketika besar nanti,” kata Burt.
Burt mengatakan, dia dan suaminya tidak akan menghilangkan tanda lahir Lulu kecuali ada alasan medis yang mendesak. Namun ketika Lulu sudah dewasa, Burt akan memberikan kebebasan kepada Lulu untuk mempertahankan atau menghilangkan tanda lahir tersebut melalui operasi.
“Kami akan mengajari Lulu untuk mencintai dirinya sendiri dan memberi tahu dia bahwa dia cantik, unik, dan spesial,” kata Burt.
Nevus melanositik bawaan berukuran besar seperti Lulu adalah kondisi langka. Diperkirakan kondisi ini hanya terjadi pada satu anak dalam setiap 20 ribu kelahiran.
Selain jarang terjadi, munculnya nevus melanositik bawaan juga dikaitkan dengan risiko kanker. Tanda lahir berukuran besar ini diketahui meningkatkan risiko kanker kulit yang disebut melanoma.
Menurut MedlinePlus, melanoma yang berhubungan dengan nevus melanositik bawaan seringkali sulit diobati dan memiliki harapan hidup yang pendek. Kondisi ini juga dapat meningkatkan kemungkinan terkena melanoma di masa kanak-kanak.
Fakta ini membuat keluarga Lulu sangat khawatir. Namun, setelah Lulu berkonsultasi dengan dokter spesialis, peluangnya terkena melanoma sangat kecil.
“Dia hanya memiliki satu nevus sehingga tergolong risiko rendah,” kata Burt.
Anak dengan nevus melanositik kongenital dianggap berisiko tinggi terkena kanker jika memiliki banyak tanda lahir. Umumnya tanda lahir tersebut terdiri dari satu tanda lahir utama dan beberapa tanda lahir minor.