Teleskop James Webb Ukur Cahaya Bintang di Sekitar Lubang Hitam Tertua di Alam Semesta 

iaminkuwait.com, JAKARTA — Para astronom telah melihat cahaya bintang purba bersinar di sekitar lubang hitam terbesar, paling terang, dan tertua di alam semesta. Mereka melihat cahaya tersebut menggunakan James Webb Space Telescope (JWST). 

Dilaporkan dari Live Science, Jumat (10 Mei 2024), quasar, inti galaksi yang berisi lubang hitam supermasif aktif, merupakan salah satu objek tertua di alam semesta. Saat debu dan gas berakselerasi menuju pusat lubang hitam quasar, quasar tersebut memancarkan radiasi yang sangat terang, biasanya seribu kali lebih terang daripada keseluruhan Bima Sakti, sehingga para astronom kesulitan mengamati cahaya bintang di quasar galaksi. Hal ini menjadikannya tantangan untuk mempelajari bentuk dan massa galaksi. 

Namun untuk pertama kalinya, para peneliti MIT mendeteksi kombinasi sinyal ini dan mendeteksi sedikit cahaya dari bintang-bintang di galaksi di sekitar quasar tertua di alam semesta. Hasilnya, yang dipublikasikan pada 6 Mei di The Astrophysical Journal, mengungkapkan bahwa dibandingkan dengan galaksi induknya, lubang hitam supermasif purba ini berukuran sekitar 100 kali lebih besar daripada lubang hitam di alam semesta terdekat. 

Hasil ini dimungkinkan karena keunggulan ketajaman dan resolusi JWST. Selama 120 jam waktu teleskop, tim mengamati enam quasar, masing-masing diperkirakan berusia sekitar 13 miliar tahun, salah satu objek tertua di alam semesta. 

“Quasar mirip dengan galaksi induknya berdasarkan besarnya,” kata penulis utama studi Minghao Yue, seorang ilmuwan pascadoktoral di Massachusetts Institute of Technology (MIT), dalam sebuah pernyataan. “Dan gambar sebelumnya tidak cukup tajam untuk melihat seperti apa galaksi induknya dengan semua bintangnya.” 

Dengan menggunakan data yang lebih baik dari JWST, tim dapat menemukan sinyal di galaksi kuno ini dengan memodelkan cahaya mana yang tampak berasal dari sumber titik (quasar) dan cahaya mana yang berasal dari sumber yang lebih jauh (bintang yang mengelilinginya). Dengan luminositas relatif yang tersedia, tim kemudian memperkirakan massa setiap quasar dan galaksi induknya. 

Mereka menghitung bahwa rasio massa rata-rata quasar dan galaksi adalah 1:10, dibandingkan dengan 1:1.000 untuk lubang hitam supermasif muda di alam semesta terdekat. Namun masih belum jelas mengapa lubang hitam purba ini begitu besar. 

“Salah satu pertanyaan besarnya adalah memahami bagaimana lubang hitam monster ini bisa tumbuh begitu besar dan cepat,” kata Yue. 

Lubang hitam standar terbentuk ketika …

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *