iaminkuwait.com, JAKARTA — Thailand mengalami gelombang panas atau heat wave yang menimbulkan gelombang panas dan menewaskan 30 orang. Suhu di negara ini mencapai lebih dari 40 derajat Celcius dan berlangsung selama beberapa hari terakhir.
Ketua Tim Kerja Prakiraan Cuaca dan Peringatan Dini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Ida Pramuwardani berpesan kepada wisatawan Indonesia yang berencana berkunjung ke Thailand untuk mewaspadai bahaya perjalanan wisata. Di daerah yang suhunya sangat panas, kata dia, aktivitas pariwisata bisa terganggu.
“Sulit melihat pemandangan atau objek wisata dengan kecepatan normal, apalagi objek wisata outdoor,” kata Ida, Jumat (26/4/2024).
Situasi ini bisa lebih buruk lagi bagi pengunjung yang termasuk dalam kategori paling berbahaya seperti dewasa dan anak-anak. Pengunjung diharapkan untuk selalu mengupdate informasinya. BMKG tidak secara langsung melarang pengunjung dari luar negeri. Namun, penting untuk mempertimbangkan risiko yang akan diterima di negara yang Anda tuju.
Waspadai cuaca di negara yang Anda tuju yang terkena dampak gelombang panas di situs resmi Badan Meteorologi negara yang Anda tuju, ujarnya.
Untuk menghadapi cuaca panas ekstrem, traveler juga bisa melakukan beberapa langkah berikut, seperti dilansir Better Health:
1. Tetap tenang
Gunakan AC atau kipas angin, kenakan pakaian yang ringan dan nyaman serta jaga kelembapan kulit selalu. Caranya bisa dengan menggunakan botol semprot atau spons basah dan mengambil air dingin.
2. Tetap terhidrasi
Saat cuaca sangat panas, selalu minumlah air sebelum merasa haus, terutama jika Anda berada di luar ruangan atau berolahraga.
3. Lebih sedikit ruang luar
Batalkan atau jadwalkan ulang aktivitas dan hindari berolahraga atau berada di luar saat cuaca panas.
4. Hubungi saudara-saudara
Beri tahu keluarga, teman, dan tetangga bahwa Anda aman atau hubungi mereka yang berisiko atau mungkin memerlukan dukungan pada hari yang sangat panas.
5. Periksa kondisi cuaca dan peringatannya
Selalu periksa suhu ramalan cuaca secara online atau melalui aplikasi di negara yang Anda tuju. Di Indonesia, BMKG memiliki media sosial serta website dan channel WhatsApp yang dapat diikuti.