iaminkuwait.com, JAKARTA – Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola makan pasien penyakit parkinson. Ahli gizi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional prof. dr. Mahar Mardjono, Dr. Ratna Putri Kurnianingsih mengatakan salah satunya adalah membuat rencana diet.
“Jadi selama pengobatan ada interaksi obat. Jadi kita harus tahu kapan kita memberi obat dan kapan kita memberi protein. Lalu hindari juga makan dalam porsi besar saat istirahat, itu betul. Jadi ketika obat lain tidak mempan. Jadi kalau Anda gemetar, gerakan kaku atau lambat, jadi sebaiknya dihindari makan besar,” kata Ratna di Jakarta, Kamis (18/4/2024).
Dalam “talkshow kesehatan di Hari Parkinson Sedunia” yang disiarkan di saluran YouTube rumah sakit tersebut, ia mengatakan pasien Parkinson membutuhkan porsi kecil namun sering karena makan besar membutuhkan waktu yang lama. Ratna mengatakan, terkadang penderita penyakit parkinson kehilangan nafsu makan karena beberapa sebab, seperti kesulitan mengakses makanan karena depresi, mual, hingga konsumsi berkurang. Oleh karena itu, menurutnya, ada beberapa hal yang perlu dilakukan agar mereka lebih mudah mengonsumsi makanan, seperti berada dalam situasi tenang.
“Jadi pasien tidak boleh dalam kondisi berisik atau misalnya terlalu banyak intervensi, perlu konsentrasi,” ujarnya.
Menurut dia, tekstur makanan juga harus diperhatikan jika pasien kesulitan mengunyah. Misalnya saja menurutnya bisa membuat bubur. Menurutnya, untuk meningkatkan cita rasa, sebaiknya makanan disajikan dengan suhu hangat.
Saat makan pun, posisinya harus tegak untuk memperlancar pencernaan pasien. Ia juga mengingatkan pasien untuk meningkatkan asupan serat dari sayur dan buah menjadi sekitar lima hingga enam porsi karena pasien Parkinson mengalami sembelit atau kesulitan buang air besar.
Menurutnya, protein merupakan hal yang tabu bagi pasien Parkinson, terutama pada fase obatnya aktif. Misalnya obat diminum di pagi hari, protein sebaiknya diminum saat makan siang atau makan malam.
Banyak makanan yang tidak dia rekomendasikan adalah makanan olahan, makanan bertepung, atau makanan tinggi lemak jenuhnya, karena lemak jenuh dapat meningkatkan risiko dan memperburuk gejala. Lalu makanan yang terlalu asin dan terlalu asam karena bisa menyebabkan hipertensi dan juga mual, ujarnya.