iaminkuwait.com, TANGERANG – Polusi udara merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan terburuk di dunia. Paparan polusi udara dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, termasuk serangan jantung dan stroke.
Partikel kecil sekalipun di udara yang tercemar dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, kata Astri Indah Prameshwari, dokter spesialis paru dan pernafasan RS BSD, dalam keterangannya, Rabu (3/7/2024) di Tangerang.
Beberapa dampak pencemaran udara dapat menimbulkan penyakit pernafasan seperti asma, penyempitan saluran pernafasan dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), ujarnya. Selain itu, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) juga dapat menimbulkan komplikasi seperti pneumonia atau radang paru-paru bahkan gangguan pada pembuluh darah jantung, ujarnya. “ISPA merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan atas dan bawah. Gejalanya antara lain batuk kering atau menusuk, hidung tersumbat, sakit tenggorokan, sakit kepala atau pusing, sesak napas, dan demam,” ujarnya.
Sementara menurut situs pemantauan kualitas udara Jakarta IQAir, per 3 Juli 2024, tingkat konsentrasi PM 2,5 pada pukul 05.00 WIB sebesar 134 mikrogram per meter kubik atau 26,8 kali di atas pedoman kualitas udara. Nilai tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dibandingkan sembilan wilayah lain di Indonesia, Jakarta merupakan yang terparah. Provinsi Tangerang bagian selatan, Banten, menduduki peringkat kedua (190), disusul Medan, Sumatera Utara (153).
“Pencemaran udara tingkat tinggi dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang parah. Jika tidak ditangani dapat menimbulkan penyakit yang serius,” ujarnya.
Cara lain untuk menghindari dampak negatif polusi udara adalah dengan memakai masker yang menutupi area sekitar hidung dan mulut saat keluar rumah. “Ganti masker setiap kali terlalu basah, basah, atau kotor,” ujarnya.
Biasakan untuk hidup bersih dengan rutin mencuci tangan setelah berjalan-jalan atau beraktivitas di luar ruangan karena kuman dan bakteri mudah menempel di tangan.
Biasakan membawa hand sanitizer dan mengaplikasikannya setiap kali kita menyentuh tempat umum. Segera cuci pakaian setelah melakukan aktivitas penting. Bersihkan rumah minimal dua kali sehari untuk menghindari penumpukan debu akibat kotoran, ujarnya. .
Pemerintah Kota Tangerang (PEMCOT) menghimbau masyarakat untuk menggunakan transportasi umum yang disediakan untuk mengurangi polusi udara. “Pemkot telah menyediakan layanan transportasi bernama bus Tangerang Ayo (Tayo) dan Si Benteng. Selain nyaman, aman, dan murah, pengurangan penggunaan mobil juga membantu mengurangi polusi udara,” kata Plt Wali Kota Tangerang Nurdin.
Pemerintah Kota Tangsel (Tangsel) juga mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan untuk mengurangi risiko penularan. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengatasi pencemaran akibat perubahan iklim.