iaminkuwait.com, MALANG – Dua Guru Besar (GOB) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil dikukuhkan pada 18 Mei. Keduanya adalah profesor. Dr.Aida Zohra, M.M. dan Prof. Dr. Widayat, MM yang semakin memantapkan mutu pendidikan Kampus Putih. Menariknya, pemaparan akademik keduanya tidak hanya fokus pada bidang ekonomi dan manajemen pemasaran saja, namun juga terkait dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Misalnya, Aida membahas perluasan peran perbankan syariah dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan: pendekatan berlapis dan penguatan regulasi lintas sektoral. Menurutnya, peran perbankan syariah dalam mendorong pembangunan berkelanjutan menjadi semakin penting karena dapat menjadi pemain kunci dalam memobilisasi pendanaan untuk proyek-proyek yang mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.
Ditambahkannya, hal ini menunjukkan bahwa sektor keuangan khususnya perbankan syariah mempunyai peranan penting dalam berperan nyata dalam pembangunan global dan tujuan pembangunan berkelanjutan.
Ia juga membahas konsep pembiayaan syariah yang berlapis-lapis. Konsep ini terinspirasi dari anatomi suatu bangunan yang terdiri dari pondasi, alas tiang, dan kolom. Landasan kerangka peraturan yang matang adalah komitmen yang kuat dan infrastruktur keuangan yang memadai. Ketiga unsur dasar inilah yang melandasi lima pilar utama. Hal ini mencakup diversifikasi produk dan pembiayaan, pengembangan kapasitas sumber daya manusia, manajemen risiko dan kepatuhan syariah, kecukupan modal, serta literasi dan adopsi keuangan syariah.
Penting juga untuk memperkuat kebijakan lintas sektoral yang dilaksanakan melalui kerja sama berdasarkan inovasi terbuka. Kolaborasi antarsektor dan inovasi terbuka menjadi kunci utama keberhasilan peningkatan peran intermediasi perbankan syariah yang pada akhirnya membantu meningkatkan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.
Widayat, di sisi lain, mengeksplorasi bagaimana menciptakan gaya hidup yang seimbang dan berkelanjutan untuk kesejahteraan yang lebih baik secara keseluruhan. Ia menjelaskan: Isu-isu terkait ekonomi hijau, pemasaran ramah lingkungan, produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, yang merupakan pilar SDG, menyisakan tugas-tugas menarik. Oleh karena itu, sangat penting untuk menciptakan gaya hidup yang seimbang dan berkelanjutan. Menurutnya, kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat tidak hanya ditentukan oleh pendapatan dan ukuran ekonomi lainnya. Kondisi sosial dan lingkungan menentukan kesejahteraan dan kebahagiaan.
Peningkatan kesejahteraan tidak hanya dicapai melalui peningkatan pendapatan saja, namun juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas lingkungan tempat mereka bekerja dan tinggal. Bahkan permasalahan sosial seperti gaya hidup yang tidak sehat, masalah transformasi yang terganggu, dan kondisi lingkungan fisik yang buruk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kesejahteraan. Begitu pula dengan pencemaran udara, pencemaran lingkungan, masalah sampah dan lain-lain.
Untuk menciptakan kondisi lingkungan sosial yang sesuai dan menciptakan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan perilaku yang tidak pantas, hal ini dapat dicapai dengan ajakan yang terpadu. Pemasaran sosial juga dapat dilakukan dengan pendekatan yang mengadopsi prinsip pemasaran konvensional yang lebih relevan dengan isu sosial dan lingkungan. Terutama dibandingkan dengan pendekatan tradisional seperti denda, penalti, atau sekadar kampanye sosial.
Sementara itu, Rektor Universitas UMM Prof. Dr. Nazaruddin Malik, Mgr. Ia mengucapkan selamat kepada dua guru besar baru Kampus Putih tersebut. Menurutnya, topik yang mereka pilih berdua sangat menarik karena mengangkat isu pembangunan berkelanjutan dari sudut pandang ekonomi. Nazar mengatakan salah satu tantangan terbesar Indonesia adalah mengatasi kesenjangan sosial. Selain itu, jumlah pengangguran usia 15 hingga 27 tahun mencapai 9,9 juta orang.
“Jika masalah ini tidak diselesaikan, hal ini dapat menyebabkan perbedaan sosial yang semakin mendalam di masa depan. Bahkan mengurangi stabilitas ekonomi dan politik nasional, ujarnya.
Dalam kesempatan itu, dua guru besar UMM menyampaikan perlunya mendukung kajian ekonomi terkait ekonomi kesejahteraan yang sudah menjadi kajian dan gerakan. Ketika kita akhirnya berhasil mengakhiri kesenjangan sosial. Selain itu, Nazar menekankan bahwa sebagai perguruan tinggi, UMM diharapkan senantiasa memberikan kontribusi terhadap pendidikan dan pengembangan masyarakat. Upaya pemberian pendidikan yang lebih baik, beasiswa, bantuan sosial dan upaya sosial lainnya.
“Sampai saat ini UMM mempunyai 62 guru besar. Kami berharap dapat menjangkau 80-90 guru baru tahun ini. Dikatakannya: Dengan demikian, Kampus Putih dapat mengabdikan diri untuk memberikan layanan pendidikan yang lebih responsif dan berkualitas, semata-mata untuk mengabdi kepada Tuhan SWT.