iaminkuwait.com, JAKARTA – Laporan baru dari UNESCO menunjukkan bahwa banyak anak sekolah di seluruh dunia masih belum memiliki akses terhadap pendidikan jasmani yang diperlukan. Menurut laporan pertama tentang status global pendidikan jasmani berkualitas yang diterbitkan oleh UNESCO, hingga dua pertiga siswa sekolah menengah (sekolah menengah pertama dan atas) dan lebih dari separuh siswa sekolah dasar (SD) di seluruh dunia tidak menerima pendidikan jasmani. . Jumlah latihan fisik yang disarankan per minggu.
Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay mengatakan pendidikan jasmani sangat berharga. Ini tidak hanya meningkatkan kesehatan siswa, tetapi juga kinerja akademik dan pengembangan pribadi mereka. Namun hal ini sering kali masih dipandang sebagai argumen yang lebih mudah.
“UNESCO menyerukan kepada 194 negara anggotanya untuk memprioritaskan pendidikan jasmani dan menginvestasikan waktu, sumber daya manusia, dan sumber daya yang diperlukan di dalamnya,” kata Audrey dalam keterangannya, Rabu (31/7/2024).
Menjelang Olimpiade Paris 2024, Direktur Jenderal UNESCO mengundang para menteri olahraga ke kantor pusat UNESCO di Paris untuk menetapkan prioritas pendidikan jasmani.
Hasil pertemuan yang juga dihadiri para atlet dan tim pelatih ini dimasukkan ke dalam pertemuan puncak para kepala negara dan pemerintahan yang diselenggarakan oleh Perancis dan Komite Olimpiade Internasional.
UNESCO menetapkan lima prioritas untuk 194 negara anggotanya. Pertama, guru harus meningkatkan pelatihan fisik. Kedua, meningkatkan investasi di bidang infrastruktur. Ketiga: program pendidikan jasmani inklusif, khususnya bagi pelajar perempuan dan remaja penyandang disabilitas.
Keempat, menambah jumlah jam pendidikan jasmani dalam kurikulum sekolah. Pada akhirnya, nilai-nilai olahraga harus ditempatkan sebagai pusat program pendidikan.
Laporan UNESCO memberikan 10 indikator yang memberikan peringkat baik, sedang hingga buruk. Indeks-indeks ini dimaksudkan untuk membantu otoritas lokal dan nasional menilai kualitas pendidikan jasmani di setiap daerah dan mengidentifikasi bidang-bidang yang memerlukan perbaikan.
Menurut rekomendasi UNESCO, siswa sekolah dasar harus menerima pendidikan jasmani minimal 2 jam setiap minggu, siswa sekolah menengah dan bawah minimal 3 jam, untuk putra dan putri. Namun tujuan ini masih jauh dari kenyataan di sebagian besar negara, menurut laporan tersebut.
Laporan ini juga menunjukkan bahwa hanya 58 persen negara yang menjadikan pendidikan jasmani sebagai mata pelajaran wajib bagi siswa perempuan. Selain itu, hanya 7 persen sekolah di seluruh dunia yang berhasil menerapkan kebijakan yang memberikan siswa laki-laki dan perempuan jumlah waktu yang sama untuk pendidikan jasmani.
Hal ini juga menunjukkan bahwa kurang dari separuh guru sekolah dasar mempunyai pelatihan sendiri dalam pendidikan jasmani. Laporan ini juga menyoroti perbedaan signifikan dalam alokasi sumber daya untuk pendidikan jasmani di berbagai negara.
Dua pertiga negara menginvestasikan kurang dari 2 persen dari total anggaran pendidikan mereka pada pendidikan jasmani, sementara sekitar satu dari sepuluh negara berinvestasi lebih dari 7 persen.
UNESCO menunjukkan banyak manfaat pendidikan jasmani. Menurut serangkaian penelitian yang didukung PBB, pendidikan jasmani dapat mengurangi obesitas pada siswa sebesar 30 persen, mempengaruhi 40 persen siswa, dan membantu mencegah depresi dan kecemasan, terutama di kalangan siswa perempuan.
Pendidikan jasmani dapat meningkatkan kehadiran di sekolah hingga 20 persen dan meningkatkan perilaku di sekolah hingga 60 persen.
Audrey memaparkan temuan laporan ini dan rekomendasi UNESCO kepada para Kepala Negara dan Pemerintahan pada KTT Olahraga dan Pembangunan Berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Perancis dan Komite Olimpiade Internasional (IOC) bekerja sama dengan Badan Pembangunan Perancis (AFD) di Carousel du.Louvre
UNESCO juga mengumumkan inisiatif baru bagi guru pendidikan jasmani untuk terlibat dalam perjuangan melawan krisis.