iaminkuwait.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat kenaikan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada triwulan II tahun 2024 atau April hingga Juni 2024. Situasi utang luar negeri disebut masih terkendali.
“Pada kuartal kedua tahun 2024, posisi utang luar negeri Indonesia tercatat sebesar US$408,6 miliar (sekitar 6.418,5 triliun rupiah), atau meningkat secara tahunan sebesar 2,7%, lebih tinggi dibandingkan kenaikan 0,2% (year-on-year) pada kuartal pertama. triwulan IV tahun 2024,” kata Asisten Menteri Komunikasi BI Erwin Haryono dalam siaran persnya, Kamis (15 Agustus 2024).
Owen mengatakan, pertumbuhan ULN pada kuartal II-2024 akan bersumber dari ULN pemerintah dan swasta.
Lebih rincinya, posisi ULN pemerintah pada triwulan II 2024 sebesar US$191 miliar atau meningkat secara tahunan sebesar 0,8%. Angka tersebut melanjutkan kontraksi 0,9% pada kuartal pertama (kegembiraan).
“Perkembangan ini terutama didorong oleh penyesuaian alokasi investor nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global,” jelasnya.
Irwin menegaskan, pemerintah berkomitmen menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok utang dan bunga tepat waktu. dan mengelola utang luar negeri secara prudent, terukur, oportunistik, dan fleksibel untuk memperoleh pembiayaan yang paling efisien dan optimal.
“Pemanfaatan ULN sebagai bagian dari instrumen pembiayaan APBN selanjutnya ditujukan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif dan mendukung belanja prioritas, dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN,” jelasnya.
Berdasarkan sektor ekonomi, utang pemerintah terutama mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (menyumbang 20,9% dari total utang luar negeri pemerintah), sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (18,8%), sektor jasa pendidikan (16,8%), konstruksi industri (13,6%), dan jasa keuangan dan asuransi (9,5%).
Mengingat hampir seluruh utang luar negeri memiliki jatuh tempo jangka panjang dan menyumbang 99,99% dari total utang luar negeri negara, maka situasi utang luar negeri negara masih terkendali, kata Irvine.
ULN swasta diperkirakan masih terkendali. Utang luar negeri swasta mencapai $196,5 miliar pada kuartal kedua tahun 2024, naik 0,3% per tahun, dibandingkan dengan peningkatan tahunan sebesar 1,2% pada kuartal pertama tahun 2024.
Perkembangan tersebut didorong oleh ULN korporasi non keuangan yang meningkat sebesar 0,6% year-on-year, sedangkan ULN korporasi keuangan masih mencatat kontraksi pertumbuhan sebesar 0,9% (year-on-year).
Dari sisi sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari sektor manufaktur, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas bumi, serta pertambangan yang mencapai 79,1% dari total ULN swasta. ULN swasta masih didominasi oleh ULN jangka panjang, yaitu sebesar 76,7% dari total ULN swasta.
“Struktur ULN Indonesia tetap sehat didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto (PDB) yang sebesar 29,9% dan didominasi oleh akuntansi ULN jangka panjang.” untuk total utang luar negeri 85,7%.
Irwin mengatakan, untuk memastikan struktur utang luar negeri tetap sehat, Biro Imigrasi dan pemerintah akan terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan utang luar negeri. Peran utang luar negeri juga akan terus dioptimalkan untuk mendukung pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan perekonomian nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan tetap meminimalkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian.