iaminkuwait.com, JAKARTA – PT Bukit Asam (PTBA) berencana memproduksi batu bara sebanyak 41,94 juta ton pada tahun 2023. Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan naik 12,94 persen dibandingkan tahun 2022.
Begitu pula dengan jumlah batubaranya. Pada tahun 2023, total volume pengangkutan batu bara mencapai 32,42 juta ton. Ini meningkat 13 persen dari tahun 2022.
Terkait penjualan batu bara, perseroan mencatat penjualan batu bara pada tahun 2023 sebanyak 36,97 juta ton, meningkat 17 persen dibandingkan tahun 2022, kata Arsal saat penutupan Rapat Komisi VII (RDP) di Kompleks Parlemen. ., Senayan, Jakarta, Senin (3/6/2024).
Ini menggambarkan rasio untung dan rugi. Pada tahun 2023, pendapatan PTBA pada tahun 2023 sebesar Rp 38,49 triliun. Jumlah ini naik dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2022, pendapatan PTBA mencapai Rp 42,65 triliun.
Penurunannya sekitar Rp4,16 triliun atau 9,75 persen. Mengapa keuntungan menurun sementara produksi dan penjualan meningkat? Arsal mengatakan penyebabnya terkait harga batu bara global.
“Penurunan pendapatan tersebut seiring dengan anjloknya harga batu bara global yang menjadi faktor utama penyebab turunnya angka pendapatan pada tahun 2023,” ujar Direktur Pengembangan PT Jasa Marga Tbk (JSMR) ini. .
Lanjutnya, laba tahun 2023 ini yang bisa dibagikan kepada pemilik korporasi induk sebesar Rp 6,11 miliar. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar Rp6,46 triliun atau 15,86 persen. Tahun 2022 menjadi Rp 12,57 miliar.
“Dari segi partisipasi, keuntungan pendapatan usaha sebesar 15,86 persen pada tahun 2023. Turun 29,47 persen dibandingkan tahun 2022,” kata Arsal.
Berikutnya soal aset, kewajiban, dan modal perusahaan. Arsal menyatakan aset perseroan per 31 Desember 2023 sebesar Rp 38,77 triliun. Jumlah tersebut turun 6,59 triliun atau 14,54 persen dibandingkan tahun 2022 (Rp 45,36 triliun).
Sehingga kewajiban perseroan per 31 Desember 2023 tercatat sebesar Rp 17,20 triliun. Jumlah tersebut meningkat 0,76 miliar atau 4,61 persen dibandingkan tahun 2022 (Rp16,44 triliun). Lalu ada penambahan modal sebesar 25,43 persen.
“Posisi keuangan konsolidasi Bukit Asam pada tahun 2023 dalam kondisi baik, meski mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu,” kata Arsal.