iaminkuwait.com, JAKARTA – PT Waskita Karya (Persero) Tbk sedang membangun Light Rail Transit (LRT) Jakarta Tahap 1B di Jalur Velodrome-Mangaray di Jakarta Timur. Saat ini, tingkat kemajuan proyek telah mencapai 23,156%.
Sebelumnya, pagar atau strip vertikal pertama kali dipasang di kawasan Jalan Pemuda Rawamangun. Proyek ini merupakan perpanjangan dari LRT Jakarta Fase 1 Kelapa Gading-Velodrome di Jakarta Utara.
Seperti diketahui, Basa Karya telah ditunjuk oleh PT Jakarta Propertindo (Perseroda) untuk membangun LRT Jakarta Fase 1B senilai USD 4,5 triliun pada Oktober 2023. Anggaran proyek akan menggunakan dana APBD DKI Jakarta.
Saat ini sedang dibangun sepanjang 6,4 kilometer (km) yang terdiri dari lima stasiun yakni Stasiun Rawamangun, BPKP Pramuka, Kota Pramuka, Mataraman dan berakhir di Mangarai. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyebut kehadiran LRT Jakarta Fase 1B akan meningkatkan integrasi lalu lintas di stasiun Mangalore.
Nantinya, ketika kereta jarak jauh tiba di stasiun, penumpang bisa langsung melanjutkan perjalanan ke Kelapa Gading melalui LRT Jakarta, kata Risal Wasal, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
Ia menambahkan, para komuter dapat menggunakan jalan setapak dari stasiun Mangarai hingga stasiun LRT. Ia optimistis pekerjaan semacam ini akan segera selesai dan commissioning pada awal tahun 2027, serta akan mulai dikenal masyarakat pada kuartal ketiga tahun 2026.
Sekretaris Jenderal Waskita Karya Ermi Puspa Unita mengatakan perseroan berkomitmen menyelesaikan proyek LRT Jakarta tahap pertama tepat waktu dan berkualitas. Menurut dia, perseroan melakukan pekerjaan konstruksi yang ditargetkan untuk mendukung angkutan umum.
“Pembangunan LRT Jakarta jalur Velodrome-Manggarai ini merupakan wujud dukungan perseroan terhadap aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat Jakarta. Lebih lanjut, kami berharap dapat mendorong mobilitas sosial dan mendorong integrasi moda transportasi umum di Jakarta, seperti jalur angkutan umum, MRT Jakarta, dan Trans Jakarta, ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (8/2/2024). . ).
Ia kemudian mengatakan, LRT Jakarta beroperasi dengan waktu istirahat atau tol 10 menit. Diharapkan dengan perluasan jalur tersebut, jumlah calon penumpang akan meningkat menjadi 80.000 per hari.
Guna memaksimalkan tingkat okupansi LRT Jakarta, kedepannya akan dikembangkan jalur Kelapa Gading-JIS, 1C Manggarai-Dukuh Atas, 1D Dukuh Atas-Pesing. Ada pula jalur 3A dan 3B yang masing-masing melengkapi jalur Kemayoran-JIS-Kelapa Gading-Velodrome-Klender-Halim.
Dalam pembangunan LRT Jakarta Fase 1B, tim proyek melakukan beberapa inovasi, seperti desain jangka panjang termasuk metode pelaksanaan, AFC (Automatic Fare Collection) sebagai gateway pembayaran, dan Building Information Modeling (BIM) hingga level 7D. Inovasi yang ditunggu-tunggu adalah seluruh lini proyek LRT Fase 1B di Jakarta dibangun di Kota Jakarta dengan lalu lintas aktif dan padat serta kawasan perlintasan jalan bebas hambatan.
Misalnya saat bekerja di kawasan terminal bus Jakarta, digunakan sabuk kotak baja jarak jauh agar tetap berjalan dan terminal bus tidak terganggu. AFC (Automated Ticket Collection) sedang dikembangkan sebagai gateway pembayaran yang dapat digunakan dengan berbagai pembayaran digital seperti e-wallet, QRIS, dll.
Perlu diketahui, proyek LRT Jakarta Fase 1B akan terintegrasi dengan berbagai moda transportasi umum melalui koridor Link Road. Pada saat yang sama, Building Information Modeling (BIM) hingga 7D digunakan untuk mendukung pelaksanaan proyek. Proses koordinasi pemangku kepentingan proyek menggunakan sistem manajemen dokumen elektronik (EDMS) dan lingkungan data umum (CDE) pada platform tunggal Autodesk Construction Cloud (ACC).
Ermi mengatakan platform tersebut memungkinkan dokumen untuk ditinjau dan disetujui secara online, dapat diakses oleh semua pihak yang berkepentingan. “Mengembangkan inovasi BIM merupakan suatu keharusan dalam proses konstruksi. BIM memfasilitasi alur kerja mulai dari gambar kerja, ikhtisar proyek, peta kemajuan, perintah kerja, kuantitas dan banyak lagi.
Memperkirakan biaya dan pengeluaran serta berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat dalam proses pengembangan proyek, seperti pemasok proyek, kontraktor, dan konsultan.
Dikatakannya, seluruh proses kegiatan proyek dapat dicatat dan disimpan menggunakan sistem data berbasis cloud. Ini juga tersedia kapan saja, di mana saja secara real time.