Waspada Jika Memiliki Hiperkolesterol Saat Masuki Masa Menopause

iaminkuwait.com, JAKARTA – Dokter spesialis obstetri dan ginekologi sekaligus lulusan Universitas Indonesia, dr Devi Marischa Malik, menyatakan wanita penderita hiperkolesterol perlu mewaspadai gejala menopause yang semakin parah, terutama risiko penyakit kardiovaskular akibat penyakit kardiovaskular. karena kekurangan hormon estrogen.

“Misalnya ada kelainan hiperkolesterolemia, akan lebih berbahaya karena lebih mudahnya kelainan pada jantung dan pembuluh darah,” kata Devi dalam diskusi kesehatan yang diikutinya secara online di Jakarta, Minggu (21/01).4 ). /2024).

Ia mengatakan, risiko wanita terkena penyakit kardiovaskular akan meningkat seiring bertambahnya usia, terutama saat wanita memasuki masa menopause. Hal ini terjadi karena kurangnya hormon estrogen yang menurun pada fase ini sehingga mempengaruhi jantung dan pembuluh darah. Kondisi lain juga bisa menyebabkan seringnya berkeringat di malam hari, yang mirip dengan gejala infeksi paru-paru.

“Gejalanya bisa serius, seperti hot flashes atau rasa panas sampai berkeringat, biasanya berkeringat di malam hari, tapi perlu diingat juga ada infeksi paru-paru, jadi harus diwaspadai dulu,” ujarnya.

Dokter praktik di RS Permata Depok ini juga menambahkan, permasalahan wanita memasuki masa menopause berawal dari kepala, seperti gangguan ingatan yang mudah lupa dan semakin seringnya rambut rontok.

Selain itu, pasal tersebut juga berdampak karena menopause merupakan awal dari pengeroposan tulang atau osteoporosis, sehingga wanita disarankan untuk mengonsumsi ekstra kalsium dan vitamin D3.

Devi mengatakan menopause juga dapat menyebabkan depresi dan perubahan suasana hati akibat fluktuasi hormon estrogen dan progesteron. Jika orang yang Anda cintai mengalami gejala depresi, disarankan untuk segera memberikan bantuan. Bantuan harus diberikan agar depresi tidak merugikan diri sendiri atau orang yang Anda cintai.

“Misalnya, jika ada saudara teman yang mengalami gejala tersebut, pertolongan harus diberikan. “Jika ada riwayat keluarga yang mengalami depresi atau baby blues, segera dapatkan pertolongan,” saran Devi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *