iaminkuwait.com, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyoroti bahaya merokok bagi generasi baru di Indonesia, seiring dengan tren peningkatan konsumsi selama delapan tahun terakhir.
Sorotan tersebut disampaikan Ketua Tim NCD dan Populasi Sehat WHO Indonesia, Lubna Bhatti, saat menghadiri konferensi pers Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2024 yang digelar jaringan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di Jakarta, Rabu (29/5/2024).
“Kami melihat gambaran yang sama di kalangan remaja, yang tercermin dalam laporan Survei Kesehatan Pelajar Global di Indonesia yang baru-baru ini menunjukkan bahwa penggunaan tembakau di kalangan remaja berusia 13 hingga 17 tahun meningkat dari lebih dari 13 persen pada tahun 2015 menjadi 23 persen pada tahun 2023, katanya.
Ia mengatakan, perusahaan tembakau juga berupaya membuat generasi muda kecanduan, salah satunya dengan produk rokok elektronik sebagai upaya menciptakan konsumen baru. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan rokok elektrik justru meningkatkan penggunaan rokok konvensional di kalangan remaja hingga tiga kali lipat, kata Lubna.
“Tahun lalu, lebih dari 12 persen pelajar berusia 13 hingga 17 tahun di Indonesia dilaporkan menggunakan rokok elektrik. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan populasi umum yang sebesar 3 persen,” ujarnya.
Saat itu, WHO melaporkan bahwa Indonesia berada di peringkat 87 dari 90 negara dalam Indeks Interferensi Industri Tembakau Global. Lubna mengatakan, Indonesia merupakan satu dari 12 negara di dunia dan satu-satunya negara di kawasan Asia Tenggara yang belum berpartisipasi dalam Konvensi Kerangka Kerja Global Pengendalian Tembakau WHO.
“Partisipasi diperlukan untuk memberikan kewenangan kepada pemerintah untuk menolak campur tangan industri tembakau,” ujarnya.
Menurut Lubna, generasi muda Indonesia lebih berisiko terhadap bahaya rokok. Di seluruh dunia, tembakau membunuh lebih dari delapan juta orang setiap tahunnya, termasuk sekitar 1,3 juta orang bukan perokok dan perokok pasif.
“Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat konsumsi tembakau tertinggi di dunia, dengan 35,4 persen penduduk dewasa Indonesia menggunakan tembakau atau setara dengan lebih dari 70 juta orang,” ujarnya.
Meskipun prevalensi penggunaan tembakau di kalangan orang dewasa menurun di seluruh dunia, Indonesia merupakan salah satu dari enam negara di dunia yang diperkirakan akan mengalami peningkatan.