iaminkuwait.com, JAKARTA – Xylitol merupakan salah satu jenis pemanis buatan yang banyak ditemukan pada berbagai makanan, mulai dari permen karet hingga pasta gigi. Xylitol sering disebut-sebut sebagai alternatif gula yang lebih sehat.
Namun, penelitian terbaru dari Klinik Cleveland menunjukkan bahwa mengonsumsi xylitol dalam jumlah besar dapat menyebabkan pembekuan darah, meningkatkan risiko kejadian kardiovaskular yang serius seperti serangan jantung dan stroke.
Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Stanley Hazen dari tim peneliti Klinik Cleveland, menganalisis data lebih dari 3.000 pasien di Amerika Serikat dan Eropa. Mereka menemukan bahwa orang dengan kadar xylitol tertinggi dalam darahnya memiliki risiko 33% lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular dalam waktu tiga tahun dibandingkan dengan orang dengan kadar xylitol terendah.
Untuk mendukung temuan ini, para peneliti melakukan penelitian laboratorium yang menunjukkan bahwa xylitol menyebabkan trombosit, sel darah yang bertanggung jawab untuk pembekuan, menjadi lebih reaktif. Peningkatan aktivitas trombosit ini dapat menyebabkan pembekuan darah sehingga meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Dalam uji klinis, partisipan yang meminum minuman dengan pemanis xylitol langsung mengalami peningkatan reaktivitas trombosit dibandingkan dengan mereka yang meminum minuman dengan pemanis glukosa. “Studi ini sekali lagi menunjukkan kebutuhan mendesak untuk menyelidiki gula alkohol dan pemanis buatan, terutama karena keduanya masih direkomendasikan untuk melawan penyakit seperti obesitas atau diabetes,” kata Dr Hazen, seperti dilansir Study Finds, Minggu (6/9/2024). .
“Bukan berarti harus membuang pasta gigi yang mengandung xylitol. Namun perlu kita waspadai bahwa mengonsumsi makanan dengan kadar tinggi dapat meningkatkan risiko kejadian terkait penggumpalan darah,” ujarnya.
Ketika pemanis buatan menjadi lebih umum, Hazen memperingatkan untuk mewaspadai potensi dampak kesehatan. Meskipun xylitol mungkin tampak seperti alternatif gula yang lebih sehat, mengonsumsinya dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular yang serius.
“Dengan tetap mendapat informasi dan membuat pilihan makanan yang cerdas melalui konsultasi dengan profesional kesehatan, Anda dapat mengambil langkah proaktif untuk melindungi kesehatan jantung Anda,” kata Hazen.