iaminkuwait.com, JAKARTA — Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menjadi tuan rumah Gelombang I Sekolah Nasional Pemberdayaan Masyarakat (Sekam). Agenda ini akan dilaksanakan di Learning Center UMJ pada tanggal 12-15 Juli 2024.
Sekam Nasional 2024 merupakan program yang diinisiasi oleh Dewan Pemberdayaan Masyarakat (PP) Muhammadiyah Pusat yang bekerja sama dengan Pimpinan Daerah (PWM) Muhammadiyah Jakarta. Program ini dilaksanakan untuk menciptakan model organisasi dan kepemimpinan yang efektif, serta untuk memberdayakan masyarakat atau memperkuat kapasitas fasilitator pendamping.
Wakil Rektor IV UMJ Dr. Septa Kendra mengucapkan terima kasih kepada UMJ yang telah dipercaya menyelenggarakan dan memimpin Secam Pihak Pertama. Menurutnya, agenda ini dapat melahirkan tim-tim Muhammadiyah yang memberdayakan masyarakat, memberikan pencerahan, mengubah pola pikir, dan membangun keterampilan untuk mewujudkan masyarakat yang maju.
“Jamaat adalah landasan dan landasan dakwah Kemuhammadiyahan. Sebab, masyarakat merupakan kekuatan utama dalam pembangunan seluruh bangsa,” kata Septa di Aula UMJ FEB, dalam sambutan pembukaannya, Jumat. (12/07/2024).
Sementara itu, Ketua PP Muhammadiyah Dr Agung Denerto mengatakan tidak mudah memberdayakan masyarakat miskin.
Sebab, polemik kemiskinan bukan hanya kemiskinan kultural saja, namun kemiskinan struktural, seperti mafia beras yang merugikan petani dan tidak memiliki pangsa pasar yang adil.
Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat saat ini tidak hanya sekedar peningkatan keterampilan, kemampuan, dan potensi, tetapi juga menciptakan ekosistem pemberdayaan masyarakat, ujarnya.
Menurut Agung, ekosistem ini bisa dibangun melalui sinergi dengan banyak lembaga internal dan eksternal Muhammadiyah. Tentunya hal ini didukung oleh kader-kader yang benar-benar agamis yang memaknainya sebagai pemberdayaan masyarakat sesuai dengan semangat surat maun.
“Saya berharap pihak sekolah dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap kader-kader tersebut dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya, melahirkan kader-kader handal yang bermotivasi tinggi dan stabil,” pungkas Agung.
Ketua MPM PP Muhammadiyah Dr. M. Nurul Yamin, M.Sc salah satu renstra yang muncul dalam Muktamar Muhammadiyah ke-48, oleh karena itu, menyatakan bahwa akar rumput harus diperkuat nelayan, petani, buruh, masyarakat khusus dan daerah 3T, mereka hanya perlu menguasai teori sumber daya manusia. Tidak hanya itu juga diperlukan pemberdayaan masyarakat.
“Saya berharap pada tahun 2024, Sachem nasional mampu melahirkan tim pemberdayaan masyarakat yang kredibel di daerah, wilayah, dan cabang,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, Ketua PWM DKI Jakarta, Dr. Ahmad H. Abubakar, MM menyampaikan semangat pemberdayaan umat sama dengan memperkokoh kedudukannya di sisi Allah SWT, beliau berharap segala upaya yang dilakukan Majelis Muhammadiyah berhasil dan tidak ada hambatan.
Selain itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah tahun 1995-2000, Prof Dr Muhammad Amyan Rais, menurut al-Maun, menyampaikan materi tawid sosial dan teologi, 30 ratus 114 Alquran, semuanya berisi teologi pembebasan.
“Al-Qur’an adalah kitab suci yang memerdekakan umat manusia. Oleh karena itu, jika kita melihat teologi al-Ma’on yang menjadi rujukan umat Islam, termasuk Muhammadiyah, adalah untuk memberdayakan umat,” ujarnya.
Ia menegaskan, kondisi umat Islam saat ini harusnya lebih baik dari segi ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial agar bisa membantu sesama. Pasalnya, keadaan umat Islam saat ini, kehidupannya jauh dari ideal, secara ekonomi, sistem politik yang otoriter, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak bisa disentuh, kesenjangan antara si kaya dan si miskin sangat besar.
Terakhir, Amin juga mengapresiasi program Sekam karena generasi muda Muhammadiyah terus berupaya memberdayakan masyarakat, sebagaimana dalam Al-Qur’an dan Bas-Sunnah yang menyatakan bahwa umat beriman harus melindungi masyarakat miskin.
“Dengan demikian, Muhammadiyah bisa mensejahterakan dan membantu warga Muhammadiyah dan masyarakat lainnya secara finansial dengan berbagai amal dan kekuatan,” ujarnya.
Peserta Sekam Angkatan I 2024 berjumlah 60 orang dari 19 wilayah seluruh Indonesia. Para peserta ini mendapatkan materi klasikal dan praktikum serta studi lapangan di Pamulang.