Republik Jakarta – Sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan seseorang menempelkan stiker bertuliskan pesan tentang Palestina dan Papua di perahu McDonald’s. Setelah itu, warganet melontarkan pendapat beragam mengenai isi pesan stiker tersebut.
Beberapa netizen senang membela nomor ini di restoran cepat saji yang diboikot. Di sisi lain, ada pula yang menilai isu tersebut hanya sekedar menarik perhatian, dan seharusnya pemerintah fokus menyelesaikan persoalan Papua.
“Anak-anak dibunuh di Palestina dan Papua Barat (Children terbunuh di Palestina dan Papua Barat),” bunyi stiker berwarna merah dan pesan teks yang dicetak dengan huruf kuning McDonald. Di kanan bawah tanda terdapat logo McDonald’s dan tulisan “Enjoy Your Meal”, yang menunjukkan menu anak-anak.
McDonald’s menjadi salah satu restoran yang menjadi sasaran gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS). Boikot dimulai setelah McDonald’s cabang Israel memberikan makanan gratis kepada Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Hingga saat ini, Israel telah membunuh lebih dari 33.000 orang, hampir setengahnya adalah anak-anak, sejak serangan 7 Oktober 2023. Warganet menilai peristiwa di Gaza, Palestina, dan Papua merupakan dua peristiwa berbeda yang tidak memiliki dasar sejarah yang sama.
Penduduk Gaza mempertahankan wilayahnya dari pendudukan Zionis Israel. Konflik Papua saat ini merupakan peristiwa di Indonesia antara pemberontak Papua yang mencari kemerdekaan.
Video orang menempelkan stiker McD yang diunggah Selasa (16/4/2024) oleh akun Instagram Studio Pankarova yang mengaku sebagai kumpulan aktivis itu memuat caption: Ada caption “Untuk”. Akan menyenangkan jika melakukan gaya periklanan yang sama di tempat umum. Studio Pankarova mengatakan di postingan lain bahwa kehadirannya bersifat provokatif dan menantang kemapanan dan ideologi.
Halaman ini memiliki lebih dari 16.000 pengguna di Instagram. Sementara ketika menyebar ke Twitter, menimbulkan reaksi yang lebih beragam.
Akun @membersof*** berkata: “Siapa yang menelpon? Mereka seperti aktivis SJW yang tidak melakukan apa-apa.”
“Hebatnya kedua konflik ini tidak bisa dibandingkan. Kalau Palestina dan Israel jelas-jelas penjahat perang, mereka mengeksploitasi JDAM secara membabi buta, dan masyarakat internasional melalui PBB sangat berbeda dengan persepsi masyarakat sudah jadi kebanggaan. Ganti canter,” tulis akun @alfan_raha***.
“Itu tidak benar. Karena Israel buta, anak-anak juga menderita penyakit itu. Di Papua, TNI dan KKB tidak membunuh anak-anak,” kata akun @ivnu_***.