Gejala Mpox Mirip Cacar Biasa, Masyarakat Diminta Waspada

iaminkuwait.com, JAKARTA – Masyarakat diimbau mewaspadai virus Mpox atau cacar monyet yang kini mulai mewabah di Indonesia. Menurut ahli epidemiologi Universitas Airlangga, dr Kurnia Dwi Artanti, virus Mpox yang ditemukan di Indonesia termasuk dalam varian IIb yang dapat menular antar manusia melalui kontak langsung dengan air atau luka.

Perlu diwaspadai, apalagi proses penularan Mpox menunjukkan gejala yang sama dengan penyakit cacar biasa. Misalnya demam tinggi, kulit tidak normal, dan pembengkakan kelenjar getah bening, kata dr Kurnia dalam keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu. (31/12).

Ia menjelaskan, ruam biasanya muncul di wajah, kemudian menyebar ke tubuh. Namun diperlukan tes khusus untuk memastikan Mpox karena virus ini bersifat self-limiting, artinya dapat sembuh sendiri jika daya tahan tubuh dalam kondisi tinggi.

Hingga pertengahan Agustus, Kementerian Kesehatan RI melaporkan 88 kasus terkonfirmasi Mpox di berbagai wilayah.

Menyikapi situasi tersebut, Kurnia menekankan pentingnya posisi PHEIC dalam meningkatkan kesadaran terhadap penyebaran virus. PHEIC adalah indikator global kondisi cuaca ekstrem.

“WHO menyetujui situasi ini karena melihat penyebaran penyakit ini. Banyak kriteria yang harus diperhatikan, seperti penilaian risiko global yang jika tidak segera diantisipasi dapat berujung pada perluasan.” Negara-negara anggota WHO juga penting dalam pengendalian penyakit ini” kata Kurnia.

Kurnia juga menyarankan upaya preventif yang efektif untuk mengurangi penyebaran Mpox di Indonesia. Upaya pencegahan penyebaran virus Mpox, jelas Kurnia, adalah dengan meningkatkan kesadaran diri masyarakat dan melakukan isolasi terhadap masyarakat yang terpapar.

Pencegahan penularan Mpox juga bergantung pada kebersihan diri. Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun dan air setelah beraktivitas di tempat umum dan memakai masker bisa menjadi perlindungan yang efektif.

Selain itu, WHO dan CDC merekomendasikan untuk memberikan prioritas pada upaya preventif, khususnya pada petugas laboratorium, tenaga medis di rumah sakit yang merujuk orang yang mengalami masalah, kata Kurnia.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *