Mengenal Lebih Jauh Aritmia Jantung dan Cara Mencegahnya

iaminkuwait.com, JAKARTA – Gangguan irama jantung atau biasa disebut aritmia jantung merupakan kondisi medis serius yang berpotensi berdampak serius pada kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Gangguan ini melibatkan berbagai kelainan pada irama jantung, dari yang terlalu cepat hingga yang terlalu lambat.

Kondisi ini dapat mengganggu kemampuan jantung dalam memompa darah secara efektif, kata Salvam TB, ahli jantung RS Samtupang.

Yoga Uniyadi, melalui keterangan tertulis, Jumat (13/9/2024).

Ia menjelaskan, serangan jantung adalah ketika jantung tidak mengikuti ritme normalnya. Pada takikardia, jantung berdetak lebih dari 100 kali per menit dan hal ini dapat menimbulkan gejala seperti jantung berdebar, sesak napas, dan nyeri dada.

Takikardia dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti takikardia supraventrikular yang melibatkan kelainan di atas ventrikel, yaitu dua ruangan besar yang terletak di bagian bawah jantung, dan takikardia ventrikel yang melibatkan ventrikel.

Sebaliknya, bradikardia adalah suatu kondisi di mana jantung berdetak di bawah 60 detak per menit dan dapat menimbulkan gejala seperti pusing, kelelahan, dan pingsan. Aritmia ini dapat mengganggu aliran darah ke organ vital dan meningkatkan risiko komplikasi serius seperti stroke, serangan jantung, dan kematian jantung mendadak.

Yoga menjelaskan, berbagai faktor bisa memicu aritmia jantung. Penyebab utamanya adalah penyakit jantung koroner, yang terjadi ketika pembuluh darah di jantung menyempit atau rusak, sehingga menghambat aliran darah dan aktivitas listrik jantung.

Kelainan struktur jantung seperti penyakit katup atau kardiomiopati juga dapat memicu aritmia dengan mengubah bentuk atau fungsi jantung, ujarnya.

Gangguan elektrolit, seperti ketidakseimbangan kalium, natrium, atau kalsium, berperan penting dalam mempengaruhi aktivitas listrik jantung. Kondisi medis lainnya, termasuk tekanan darah tinggi dan diabetes, dapat memperburuk risiko aritmia.

Penggunaan obat-obatan tertentu dan konsumsi alkohol atau kafein berlebihan juga dapat mengganggu irama jantung. Selain faktor lingkungan, genetika juga berperan, dimana orang yang memiliki riwayat keluarga menderita aritmia atau penyakit jantung tertentu lebih mungkin terkena aritmia.

Menurutnya, meski tidak semua kasus aritmia bisa dicegah, namun ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risikonya. Langkah penting yang perlu dilakukan adalah menerapkan pola hidup sehat, antara lain mengonsumsi makanan seimbang seperti banyak buah, sayur kaya serat, atau minuman rendah lemak, serta rutin berolahraga.

Ia juga mengatakan, menghindari alkohol dan kafein merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko pemicu aritmia. Selain itu, pengobatan yang tepat dan pemeriksaan kesehatan rutin juga sangat penting untuk mengelola faktor risiko kardiovaskular seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan kadar kolesterol tinggi.

Manajemen stres dan menjaga berat badan ideal juga berperan penting dalam faktor kesehatan jantung. Pemeriksaan kesehatan jantung secara rutin, seperti tes elektrokardiogram (EKG) dan pemantauan ritme dapat mendeteksi potensi masalah sejak dini. Dapat membantu mengatur dan memungkinkan intervensi dini. katanya. .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *