Gandeng PKK, UM Bandung Dorong Gerakan Mengompos Sampah Organik

iaminkuwait.com, BANDUNG – Universitas Muhammadiyah Bandung (UM) berupaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi warga dalam pengelolaan sampah organik rumah tangga secara mandiri. Hal ini diwujudkan melalui program pengabdian masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2024.

Sementara itu, UM Bandung bekerjasama dengan Kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) RW 05 Cipadung Kidul Panyileukan, Kota Bandung, Jawa Barat. Sebuah kelompok pengabdian di kampus Muhammadiyah mengadakan “training of the trainer” (ToT) bagi ibu-ibu PKK dalam pengumpulan sampah organik.

Harapannya, setiap kelompok PKK yang mengikuti ToT ini dapat mengajak warga sekitar untuk ikut serta dalam pengumpulan sampah organik di rumah. Harapannya, jumlah sampah rumah tangga dapat dikurangi secara signifikan pada titik timbulannya.

Latihan ToT ini dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2024 di kampus UM Bandung. Sebanyak 16 peserta dari pengurus PKK RW 05 mengikuti.

Usai pelatihan, para peserta berlatih membuat kompos di rumah. Tim layanan juga akan mendampingi mereka, termasuk memantau grup WhatsApp.

“Masing-masing peserta kemudian memaparkan perkembangan dan kendala yang ditemui selama pengumpulan sampah. Kelompok kemudian memberikan solusi yang tepat,” demikian laporan Pengabdian Masyarakat UM Bandung yang diperoleh Republika, Rabu (10/9/2024).

Setelah berhasil membuat kompos mandiri, para mitra PKK RW 05 memberikan pelatihan kepada warga sekitar agar mereka juga bisa membuat kompos di rumah. Semakin banyak warga yang berpartisipasi maka program ini akan semakin berkesinambungan bahkan setelah program pengabdian UM Bandung berakhir.

Tim pengabdian UM Bandung menerapkan dua metode yaitu teknologi dan media. Dosen dan mahasiswa peserta program menerapkan teknik pengomposan dengan menggunakan peralatan OCTACO dan INPOS.

Octaco menggunakan keranjang bundar yang dilapisi karton untuk membuat area persegi panjang yang mudah digunakan. Ia juga memanfaatkan sabut dan kasgot sebagai starter kompos. Kasgot mengandung unsur hara dan kaya mikroba sehingga mempercepat proses pengomposan.

Inpos merupakan fasilitas pengomposan Program Studi Bioteknologi UM Bandung. Menghasilkan pupuk cair dan pupuk padat. Di akhir acara, tim pengabdian UM Bandung memberikan bantuan kepada mitra berupa 36 buah kompos Octaco kit dan satu buah alat Inpos.

Pendekatan media diwujudkan dengan pembuatan video tentang pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga dan cara mengelola sampah rumah tangga. Videonya dapat disaksikan melalui saluran YouTube. Tim pengabdi juga merancang media cetak yang memuat poster pedoman pengelolaan sampah rumah tangga dan teknik pengomposan Octaco.

Program ini menunjukkan keberhasilan tujuan. Hampir 100 persen peserta ToT berhasil membuat kompos mandiri dan siap menjadi penyuluh kompos bagi warga sekitar.

Dengan adanya program pengabdian ini, mereka berharap RW 05 dapat menjadi percontohan dalam pengelolaan sampah organik rumah tangga. Kestabilannya bisa ditiru oleh mereka yang tinggal di daerah luar Cipadung Kidul Panyileuk atau Bandung.

Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), pada tahun 2023, rumah tangga merupakan sumber timbulan sampah terbesar. Khusus di Provinsi Jawa Barat, sampahnya sekitar 70,15 persen. dari rumah-rumah.

Sampah terbanyak adalah sisa makanan (41,56%). Sampah rumah tangga yang tercampur dan tidak diolah memperumit permasalahan sampah karena menimbulkan bau, panas, sumber penyakit, dan sampah sulit diolah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *