Anak Bikin Mobil PLN Meluncur, Tabrakkan Chery Omoda E5, Bagaimana Supaya tak Terulang?

iaminkuwait.com, JAKARTA — Beberapa waktu lalu, dua orang anak memasuki waktu dan tempat berbeda dengan menggunakan mobil. Peristiwa pertama melibatkan seorang bocah lelaki berusia lima tahun di Samarinda, Kalimantan Timur, yang masuk ke dalam mobil PLN yang diparkir dengan pintu terbuka, lalu menarik rem tangan hingga mobilnya melaju ke jalan raya.

Peristiwa kedua melibatkan seorang bocah lelaki yang memasuki mobil Chery Omoda E5 di Mall of Indonesia, Jakarta Utara. Bocah itu menginjak pedal gas dan mobilnya menabrak tembok.

Belajar dari dua kejadian tersebut, apa yang bisa dilakukan orang tua untuk mencegah anak kecilnya melakukan hal-hal berbahaya saat menjelajahi lingkungannya? Dokter Spesialis Anak Sani Budiantini mengingatkan bahwa ini adalah tugas berat bagi orang tua.

Tentu saja tugas orang tua sulit membentuk perilaku anak karena perilakunya berbeda-beda, sesuai keinginan anak, kata Sani saat dihubungi iaminkuwait.com, Rabu (24/4/2024).

Setiap anak memilikinya, terutama anak kecil. Sebaliknya, mereka tidak bisa memikirkan sebab dan akibat, tidak bisa berpikir panjang dan keras.

Anak-anak hanya melakukan apa yang mereka inginkan. Mereka melakukan ini karena mereka berusaha memenuhi pencarian mereka.

Menurut Sani, hal tersebut dapat merugikan anak-anak atau lingkungan sekitar. Ia mengimbau para orang tua untuk mencermati setiap kejadian yang terjadi, dan terus memberikan informasi kepada anak-anaknya.

Sani mengatakan, kejadian buruk yang terjadi di dunia saat ini menjadi alasan bagi anak untuk mengetahui apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Hanya saja, para ayah dan ibu seringkali lupa memberikan beberapa nasehat yang justru membahayakan anak atau orang disekitarnya.

“Orang tua boleh saja membiarkan semuanya berjalan begitu saja, karena tidak semuanya bisa dikatakan, tapi inilah yang ingin kami sampaikan kepada anak-anak kami, Direktur Institut Psikologi.

Saat anak bercerita, orang tua bisa melihat apa yang dipikirkan anak. Dengan begitu, jika ada yang tidak beres, ayah dan ibu bisa memperbaikinya dan memberi arahan atau bimbingan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *