iaminkuwait.com, JAKARTA – Pernahkah Anda mendengar ungkapan bahwa anak sulung suka memegang kendali, anak tengah suka memberontak, dan anak bungsu selalu mendapatkan apa yang diinginkannya? Ada yang menganggap ini hanya stereotip yang berlebihan.
Bukan hanya saudara kandung, ada stereotip yang hanya berlaku pada anak-anak. Menurut teori “sindrom anak tunggal”, tidak memiliki saudara kandung dapat mempengaruhi seseorang untuk memiliki sifat-sifat tertentu.
Menurut Kristie Tse, psikiater dan pendiri Uncover Mental Health Consulting, sindrom “anak tunggal” mengacu pada keyakinan bahwa anak tunggal memiliki serangkaian sifat negatif, seperti egois atau keras kepala. Teori ini dimulai pada tahun 1896, ketika psikolog anak Amerika G Stanley Hall mempublikasikan hasil survei nasional yang dilakukannya.
Menurut penelitiannya, anak tunggal mempunyai daftar panjang sifat-sifat negatif, sehingga dia menyebut menjadi anak tunggal sebagai “penyakit” tersendiri. Tak perlu dikatakan lagi, karyanya kini dianggap kontroversial.
Selama lima puluh tahun terakhir, psikolog anak telah mempertanyakan dan menyangkal banyak kesimpulan Hall. Sebuah survei pada tahun 2019 terhadap lebih dari 20.500 orang dewasa membantah gagasan bahwa setiap anak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepribadian.
Para peneliti tidak menemukan perbedaan kepribadian yang besar antara orang-orang yang tumbuh bersama saudara laki-laki dan perempuan. Hanya anak-anak yang lebih sering menunjukkan tanda-tanda neurotisisme, tetapi mereka lebih cenderung berpikiran terbuka.
Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung sindrom masa kanak-kanak saja. Namun apa kata para ahli tentang perbedaan kepribadian antara anak lajang dan anak lajang? “Hanya pengalaman anak-anak yang berbeda, dan perkembangan mereka dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk gaya pengasuhan, status sosial ekonomi, dan kesempatan berinteraksi dengan teman sebaya,” kata Rosado.
Misalnya, Rosado menunjukkan bahwa anak-anak perkotaan yang orang tuanya lebih muda dan lebih aktif secara sosial mempunyai akses terhadap pengalaman budaya dan pendidikan yang lebih luas. Selain itu, hanya anak-anak angkat yang kaya dan lajang yang dapat mengembangkan rasa ketahanan dan tanggung jawab yang kuat dengan mengamati tantangan orang tua mereka, namun mereka mungkin mengalami kesulitan karena tekanan keuangan dan sumber daya yang terbatas.
Apakah Just Kid Syndrome Benar-benar Ada? Tidak ada konsensus umum. Fakta bahwa seseorang tidak dilahirkan dalam keluarga dengan banyak anak tidak berarti ia yakin.