iaminkuwait.com, JAKARTA — Teuku Riefki, Ekonom Lembaga Ilmu Ekonomi dan Sosial (LPEM) Universitas Indonesia (FEB UI), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, mengatakan Bank Indonesia (BI) sebaiknya tetap mempertahankan suku bunga acuannya. beri nilai 6. Persen untuk mengurangi dampak ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Teuku Riefki di Jakarta, Selasa, mengatakan: “Rupiah saat ini menghadapi tekanan mata uang yang luar biasa dan peningkatan arus masuk modal selama dua minggu terakhir, didorong oleh ketegangan geopolitik di Timur Tengah.”
Menurutnya, meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel memunculkan gagasan bahwa bank sentral Amerika, Federal Reserve System, atau The Fed, dapat mempertahankan suku bunga acuannya lebih lama.
Hal ini, kata dia, mendorong investor untuk memindahkan portofolionya dari pasar modal dalam negeri. Pada pekan pertama setelah Idul Fitri, capital outflow mencapai 490 juta dolar AS.
Sementara itu, arus masuk modal berjumlah US$2,11 miliar pada bulan lalu dari 18 Maret hingga 18 April, yang merupakan arus keluar modal bulanan terbesar sejak September tahun lalu.
Alhasil, imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun naik menjadi 7,03 persen dari bulan lalu 6,67 persen, yang merupakan titik tertinggi dalam lima bulan terakhir,” kata Riefky.
Ia menyebutkan, imbal hasil SUN tenor satu tahun naik menjadi 6,33 persen dari bulan lalu 6,19 persen.
BI juga meresponsnya dengan meningkatkan intensitas intervensi moneter melalui tiga strategi intervensi, yaitu intervensi aktif di pasar mata uang spot, pembelian Surat Berharga Negara (SBN), dan intervensi di pasar domestic undelivered forward (DNDF).
Riefki mengatakan, intervensi BI pada pekan lalu akhirnya berhasil menstabilkan nilai tukar rupiah meski hanya di level Rp16.200 per dolar AS karena tekanan eksternal yang sangat besar.
Secara year-to-date, rupee terdepresiasi sebesar 2,98 persen (mtm) atau 5,5 persen year-to-date (ytd) terhadap dolar AS dan menempati peringkat sebagai salah satu mata uang dengan kinerja terburuk dibandingkan mata uang sejenisnya, hanya tertinggal dari mata uang Brasil. lira dalam sebulan terakhir.
“Meski masih ada ruang untuk kenaikan suku bunga acuan, namun keputusan menaikkan suku bunga referensi BI sepertinya bukan langkah ideal yang harus dilakukan saat ini,” ujarnya.
Konflik terbaru antara Iran dan Israel dipicu oleh serangan terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April.
Iran kemudian melancarkan serangan balasan pada 13 April, menembakkan ratusan rudal balistik dan drone ke Israel. Pada dini hari tanggal 19 April waktu setempat, Israel menembakkan rudal yang diyakini menargetkan pangkalan udara di dekat kota Isfahan di Iran.