Kemenkeu: Jakarta Perlu Creative Financing untuk Jadi Kota Global

Radar Sumut, JAKARTA — Kementerian Keuangan (Kemenku) Diki menilai Pemda DKI harus menggunakan cara-cara pembiayaan yang inovatif untuk mendukung visinya menjadi kota global.

“DKI mempunyai perimbangan keuangan yang baik, sehingga DKI atau nanti DKJ (Kawasan Khusus Jakarta) mempunyai dana untuk ‘alternatif’ atau ‘pembiayaan kreatif’: kebutuhan pembangunan terlalu besar dan tentunya tidak cukup untuk menutupi APBN dan APBD,” Kemenkeu Ketua Perimbangan Keuangan (Kemenku) Luki Alfirman membahas RKDP 2025 dan Rencana Pembangunan (Musrenbang) RPJMD DKI Jakarta 2025-2045 Rencana Pembangunan Daerah DKI Jakarta 2025-2045 di Jakarta (23/4/2024).

Pembiayaan yang inovatif masih mencakup pinjaman daerah, pinjaman daerah atau obligasi daerah, dan sukuk daerah. Padahal, pinjaman atau jaminan utang daerah tidak bisa diberikan oleh pemerintah daerah saja, ujarnya.

Luki mengatakan hanya beberapa pemerintah negara bagian yang dapat menerbitkan obligasi ini untuk mendorong pembangunan daerah, karena obligasi negara harus diterbitkan oleh pemerintah negara bagian yang memiliki catatan keuangan yang baik.

“Namanya obligasi, kita menjual surat berharga kepada investor. Investor melihat dari kapasitas atau kehandalan penjamin pinjaman. Dickey salah satu calon pemerintah negara bagian yang memiliki aset itu,” ujarnya.

Namun, Lackey mengingatkan bahwa pendanaan alternatif tersebut harus digunakan dengan hati-hati.

Oleh karena itu, pemerintah negara bagian diharapkan mengucurkan dana ini bukan melalui subsidi atau bantuan keuangan langsung (BLT), tetapi untuk proyek-proyek internasional seperti pembangunan infrastruktur, pembuangan limbah, dan pendidikan, katanya.

Karena keuangan dipercayakan kepada generasi mendatang.

Contoh lain skema pembiayaan inovatif yang dapat digunakan Pemerintah Kabupaten Dickey adalah kemitraan antara pemerintah dan unit usaha (KPBU), katanya.

KPS untuk menyediakan infrastruktur untuk kepentingan umum. Rencana tersebut mengacu pada kondisi teknis dan standar pelayanan minimum yang ditetapkan oleh pemerintah dimana sumber daya organisasi bisnis digunakan sebagian atau seluruhnya.

Ia mengatakan, efisiensi pemerintah dan dunia usaha dapat ditingkatkan dengan rencana tersebut.

“Pada dasarnya kami ingin lebih banyak investor yang membangun infrastruktur, khususnya DKI,” tambah Luki.

Meski pemerintah pusat telah mengembangkan fasilitas untuk membantu pemerintah daerah melakukan studi kelayakan proyek dalam bentuk Project Development Facilities (PDF), Lucky Dicky menilai Jakarta lebih siap melakukan studi proyek pembangunan untuk mewujudkan tujuannya menjadi kota internasional. dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *