iaminkuwait.com, Yogyakarta – PT PLN Energy Primer Indonesia (EPI) bergerak di bidang pengembangan desa bertenaga energi di Kecamatan Ponkong, Daerah Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Khusus di dua subbagian yaitu Subbagian Gombang dan Subbagian Karang Asem.
Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan menjelaskan Desa Bertenaga Energi merupakan program hijau yang berbasis pada partisipasi masyarakat dalam mengurangi emisi karbon dioksida. Khususnya di sisi hulu rantai pasok biomassa untuk mencapai target net zero emisi (NZE) pada tahun 2060.
“Kami hanya di Kecamatan Karangasem dan Gombang karena ini pilot project,” kata Mamit di Gunungkidul, Yogyakarta, Kamis (26/7/2024).
Ia menginformasikan, kedua kabupaten ini memiliki penghijauan alami berupa penanaman pohon multifungsi. Jika daunnya tersedia, bisa dijadikan pakan ternak. Kemudian batangnya merupakan sumber bahan baku biomassa.
Ada banyak jenis tanaman multifungsi. Ada Gamal, Gmelina, Calandra Merah dan Indigofera. Bentuk budidaya yang terakhir paling umum dilakukan di Gobang dan Karang Assam.
“Di sini Indigofera yang paling sukses. Setahu saya kelebihan Indigofera selain untuk pakan ternak juga bisa untuk pewarna batik. Kita hanya berharap tidak jadi batik. pewarnanya, tinggal dijadikan pakan ternak,” kata Mamit.
Program Desa Berdaya Energi merupakan kerjasama PLN EPI dengan Kesultanan Yogyakarta dan pemerintah kabupaten setempat. Lalu apa hasil yang diharapkan dari program ini? Seperti disebutkan di atas, tujuan utamanya adalah mengurangi emisi karbon.
Selain itu, ketika perusahaan tersebut mengalami kegagalan, perusahaan ini akan melibatkan dan memberdayakan masyarakat dalam rantai pasokan biomassa. Kedua, program ini dapat membantu transisi energi. Ketiga, optimalisasi pasokan energi untuk program co-firing PLTU. Kemudian pengaruh juga memberikan kontribusi dalam penyelesaian permasalahan masyarakat dan kebutuhan sosial.
“Setahu kami hanya sebatas menanam energi biomasa, namun ternyata mempunyai manfaat yang luar biasa, diantaranya multiguna, sehingga tanaman tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Membantu petani untuk mendapatkan pakan ternak,” kata Desa Parimin. kepala Asem.
Sebagai pemimpin daerah, dia mengapresiasi kegiatan ini. Selain itu, daerah ini menjadi panutan. Secara teknis, ini mencakup komunitas.
Masyarakat menanam anakan di pekarangan rumah atau di tanah milik Sri Sultan Hamengkubuwono X di Karang Asem dan Gombang. Daunnya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak khususnya kambing etawah. Susu kambing untuk kebutuhan warga. Cabang dijual sebagai alternatif batu bara ke PLN.