iaminkuwait.com, JAKARTA — Bank Rakyat Indonesia (BRI) melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) turut serta mendukung peran perempuan melalui berbagai program pemberdayaan yang mampu mendorong kesejahteraan perempuan Indonesia secara signifikan. Salah satunya melalui penerapan program BRInita (BRI Pertanian di Kota).
Dalam program ini, BRI mengambil peran penting dengan melakukan pemberdayaan masyarakat khususnya perempuan dengan menciptakan ekosistem pertanian perkotaan yang berkelanjutan di kawasan perkotaan yang padat penduduknya, sehingga memperoleh nilai baik secara sosial, ekonomi, dan lingkungan. Program BRInita saat ini dilaksanakan di 21 lokasi yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, yang sebagian besar dijalankan oleh kelompok usaha perempuan.
“Sasaran programnya adalah tempat-tempat padat penduduk dan permukiman miskin yang mempunyai aktivis lingkungan setempat (pahlawan lokal) yang tergabung dalam kelompoknya (kelompok wanita tani atau PKK atau ibu-ibu). BRInita tidak hanya membangun fasilitas fisik, tapi juga memberikan bantuan pelatihan berkelanjutan yang diharapkan dapat melestarikan tanaman dan kelangsungan sistem ekosistem sekitar,” kata Wakil Direktur BRI Catur Budi Harto pada Selasa (23/4/2024).
Dalam implementasinya, BRI juga melakukan pembinaan kepada anggota kelompok atau penerima manfaat berupa pelatihan pengelolaan pertanian perkotaan dengan bekerja sama dengan pakar/instansi terkait, serta pemantauan kegiatan pertanian perkotaan dan pengembangan hasil pertanian perkotaan secara berkelanjutan yang dapat menambah nilai ekonomi seperti penjualan. , manajemen, pengemasan dan pemasaran.
“Kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan, menambah keindahan dan mengurangi limbah rumah tangga. Di sisi lain, juga merupakan wujud kontribusi positif perusahaan terhadap keseimbangan lingkungan,” kata Ketor.
Sejak dilaksanakan pada tahun 2022, program BRINita telah melaksanakan 49 sesi pelatihan bagi penerima manfaat yang meliputi pelatihan budidaya hidroponik, perawatan tanaman hias, produksi eco-enzyme, pencegahan dan pengendalian hama tanaman serta penggunaan peralatan sistem hidroponik.
Program ini juga tercatat telah melibatkan 615 orang yang terdiri dari kelompok usaha perempuan atau ibu-ibu PKK dan tercatat telah memanen hasil perikanan seperti ikan lele dan nila sebanyak 348 kg.
Program ini juga menghasilkan 3.982 kg pupuk kandang dan pupuk vegetatif cair, 80 kg larva (larva) lalat tentara hitam (BSF) yang dibudidayakan anggota kelompok dan menghasilkan 112 jenis tanaman obat keluarga (tanaman toga) seperti lengkuas, Jahe. . , Glengal, dll.
Kator menambahkan, BRInita merupakan program pemberdayaan perempuan, agar mampu mengambil peran besar, tidak hanya di lingkungan keluarga, tapi juga bekerja keras di lingkungan sosial dan masyarakat luas.
Pada akhirnya, BRInita dapat membantu perempuan untuk terus bersinar, percaya diri dan pantang menyerah, memposisikan diri sebagai bagian dari pentingnya pembangunan ekonomi dan keteladanan di masyarakat.
“Seperti kisah Kartini sebagai sosok perempuan atau sosok inspiratif, melalui program BRINita BRI mendorong perempuan di berbagai daerah di Indonesia untuk terus berkarya, berkreasi dan berusaha.” Program BRINita merupakan wadah bagi perempuan. untuk dapat menyalurkan potensi dan kreativitasnya yang dapat memberikan nilai ekonomi,” ujarnya.
Dalam program BRInita terdapat beberapa kemungkinan program yang dapat dimanfaatkan oleh anggota kelompok, diantaranya pengembangan aquaponik, pengolahan hasil tanaman yang dapat dijadikan pangan olahan, pengembangan agrowisata yang dapat bekerjasama dengan pihak lain yang berminat. pihak dan potensi pengembangan jaringan pemasaran produk.
“Ini tentu merupakan forum yang positif, apalagi beberapa program pelatihan dan pemberdayaan di dalamnya diharapkan dapat mendorong kesejahteraan perempuan,” kata Ketor.